Koordinasi Lemah, Basarnas dan Cabdin Tak Dapat Laporan Resmi
Jember, (afederasi.com) – Seorang siswa dari SMK Perikanan dan Kelautan Puger dilaporkan hilang di perairan Masalembu, Sabtu dua pekan lalu. Namun hingga hari ke-13 sejak kejadian, pencarian belum menunjukkan hasil. Ironisnya, pihak sekolah tempat korban menempuh pendidikan praktis justru belum melaporkan insiden itu secara resmi ke lembaga terkait.
Insiden tersebut menimpa BS, siswa SMK Perikanan dan Kelautan Puger, saat menjalani Praktik Kerja Lapangan (PKL). Pihak sekolah baru memberi kabar ke keluarga korban bahwa BS tak lagi berada di kapal, tanpa penjelasan rinci. Informasi itu disampaikan sekitar pukul tiga dini hari, ketika kru hendak menjaring ikan.
Sikap pasif sekolah membuat Badan Nasional Pencarian dan Pertolongan (Basarnas) Jember merasa kecolongan. Rudi Prahara, Pelaksana Tugas Provos Basarnas, mengaku tak tahu menahu soal siswa SMK Perikanan dan Kelautan Puger yang hilang. “Kami baru mendengar kabarnya hari ini dari wartawan,” katanya, Jumat siang, 23 Mei 2025.
Bahkan, Cabang Dinas Pendidikan Wilayah Jember juga mengaku belum menerima laporan resmi dari pihak SMK Perikanan dan Kelautan Puger. Kepala Cabdin, Sugeng Trianto, menyebut kejadian ini sebagai bentuk kelalaian serius. “Ini menyangkut keselamatan peserta didik. Harusnya sekolah segera lapor,” ujarnya.
Pihak keluarga korban pun merasa frustrasi. Mereka mengaku sudah beberapa kali datang ke SMK Perikanan dan Kelautan Puger, tetapi tidak mendapat jawaban memuaskan. “Kami ke sekolah, tidak ditemui Kepala Sekolah. Kami hanya dipingpong,” kata ayah BS, warga Desa Langkap, Kecamatan Bangsalsari.
Kasus ini menyorot lemahnya sistem pelaporan dan pengawasan PKL yang diterapkan oleh SMK Perikanan dan Kelautan Puger. Koordinasi antara sekolah, mitra PKL, dan instansi darurat nyaris nihil, menyebabkan pencarian siswa terhambat sejak awal kejadian.
Cabdin Jember telah mengultimatum pihak SMK Perikanan dan Kelautan Puger untuk segera memberikan laporan resmi dan bekerja sama dengan Basarnas, kepolisian, serta pihak lain dalam proses pencarian. Bila terbukti lalai, Cabdin menyatakan tidak segan membawa kasus ini ke ranah hukum.
Sementara itu, Kepala SMK Perikanan dan Kelautan Puger, Kunjoro Basuki, ketika dihubungi melalui WhatsApp hanya menjawab singkat dalam bahasa Jawa, “Ngjeih...ngapunten…msh koordinasi niki…”
Lambannya tanggapan dari pihak sekolah membuka pertanyaan serius soal tanggung jawab pendidikan vokasi dalam menjamin keselamatan siswa selama kegiatan praktik di lapangan. Kini, satu nyawa masih hilang di laut, dan waktu terus berjalan. (gung)
What's Your Reaction?


