Konflik Gaza: Bayi-Bayi Baru Lahir Terancam Kehidupan di Tengah Serangan Militer Israel
Meskipun seruan untuk menghentikan serangan di Gaza terus berkumandang, Israel belum menunjukkan niat untuk menghentikan serangannya, meninggalkan rumah-rumah hancur dan fasilitas kesehatan, termasuk rumah sakit, rusak parah.
Gaza, (afederasi.com) - Meskipun seruan untuk menghentikan serangan di Gaza terus berkumandang, Israel belum menunjukkan niat untuk menghentikan serangannya, meninggalkan rumah-rumah hancur dan fasilitas kesehatan, termasuk rumah sakit, rusak parah.
Rumah sakit terbesar di Gaza, RS Al-Shifa, yang seharusnya menjadi tempat perlindungan dan penyembuhan, sekarang harus menampung ribuan orang, termasuk bayi baru lahir yang rentan. Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) melaporkan bahwa 36 fasilitas kesehatan, termasuk 22 rumah sakit, rusak sejak konflik dimulai pada 7 Oktober.
Direktur Jenderal WHO, Tedros Adhanom Ghebreyesus, menyatakan bahwa kondisi di sekitar RS Al-Shifa semakin memburuk karena tembakan dan pengeboman terus menerus. Banyak laporan dari dalam rumah sakit mencatat kelangkaan makanan dan bahan bakar, dengan beberapa bayi yang meninggal karena kurangnya inkubator.
"Jumlah bayi yang dirawat mencakup bayi baru lahir yang disimpan di ruang bedah rumah sakit," kata Kementerian Kesehatan yang dikelola Hamas seperti yang dilansir dari Suara.com media partner afederasi.com.
Israel menegaskan bahwa mereka tidak menargetkan rumah sakit secara langsung, meskipun mengakui adanya "bentrokan" di sekitar RS Al-Shifa dan fasilitas kesehatan lainnya.
Pernyataan dari pasukan Israel menjanjikan bantuan evakuasi untuk bayi-bayi yang berada di dalam rumah sakit, namun hingga Senin sore belum ada tindakan nyata.
"Kami membeli bahan bakar, terutama untuk bayi, untuk inkubator mereka ... tidak ada yang ingin melihat bayi-bayi ini tersakiti," kata Mark Regev, penasihat senior Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu seperti yang dilansir dari Suara.com media partner afederasi.com.
Namun, staf rumah sakit menyatakan bahwa memindahkan bayi dengan aman membutuhkan peralatan canggih, dan bahwa tidak ada "rumah sakit yang lebih aman" di dalam Gaza. Di sisi lain, Dr. Mohamed Abu Selmia dari RS Al-Shifa melaporkan kondisi yang semakin buruk dengan jenazah yang membusuk dan anjing yang memakan jenazah tersebut, sementara pihak berwenang Israel belum memberikan izin untuk pemakaman.
Dr. Marwan Al-Barsh, direktur jenderal Kementerian Kesehatan yang dikelola Hamas, menyebutkan bahwa pasokan listrik di kamar mayat terputus oleh pasukan Israel, mengakibatkan pembusukan mayat dan menggambarkan kesulitan untuk menguburkan jenazah karena ancaman militer Israel. (mg-1/mhd)
What's Your Reaction?


