Kemerdekaan RI, Jadi Semangat BKKBN Jatim Turunkan Stunting

Dalam rangka memperingati Hari Ulang Tahun Republik Indonesia yang ke-78, jajaran BKKBN Provinsi Jawa Timur menggelar upacara dengan nuansa khas adat tradisional.

23 Aug 2023 - 09:48
Kemerdekaan RI, Jadi Semangat BKKBN Jatim Turunkan Stunting

Jawa Timur, (afederasi.com) - Dalam rangka memperingati Hari Ulang Tahun Republik Indonesia yang ke-78, jajaran BKKBN Provinsi Jawa Timur menggelar upacara dengan nuansa khas adat tradisional. Perayaan tersebut tidak hanya sebagai simbol kemerdekaan, tetapi juga menjadi landasan kuat bagi BKKBN Jatim dalam upaya menurunkan angka stunting hingga mencapai 14 persen. Langkah ini menunjukkan komitmen mereka untuk memastikan pertumbuhan generasi muda yang sehat dan berkualitas.
 
Dalam suasana yang sarat dengan keberagaman, Kepala Perwakilan BKKBN Provinsi Jawa Timur, Dra. Maria Ernawati, menekankan pentingnya memahami perbedaan suku dan agama yang ada di Indonesia. Beliau menegaskan bahwa semua karyawan BKKBN Provinsi Jawa Timur memandang keragaman ini sebagai kekuatan, dan hal tersebut tidak menjadi penghalang dalam menjalankan program-program pelayanan, terutama program Bangga Kencana dan percepatan penurunan angka stunting di wilayah tersebut.
 
Dalam peringatan tersebut, Dra. Maria Ernawati juga menyampaikan sambutan dari Kepala BKKBN RI, Dr. Hasto Wardoyo. Tema besar "TERUS MELAJU UNTUK INDONESIA MAJU" mengandung pesan kuat akan pentingnya pembangunan sumber daya manusia (SDM) berkualitas dalam menghadapi berbagai tantangan. Hal ini sejalan dengan upaya penurunan angka stunting yang bukan hanya mengedepankan kuantitas, tetapi juga kualitas SDM yang mencakup aspek fisik, keterampilan, karakter produktif, kedisiplinan, serta penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi.
 
Visi "Terwujudnya Keluarga Berkualitas dan Pertumbuhan Penduduk yang Seimbang" dalam Renstra BKKBN 2020-2024 memandu langkah strategis dalam pembangunan berwawasan kependudukan. Salah satu tujuannya adalah mencapai tingkat kelahiran yang seimbang, dengan target menurunkan angka kelahiran total (TFR) menjadi 2,1 anak per wanita pada tahun 2024. Ini merupakan bagian dari komitmen pemerintah dalam memastikan pertumbuhan populasi yang sehat dan seimbang.
 
Meskipun prevalensi stunting pada balita menunjukkan penurunan dari 30,8 persen (Riskesdas, 2018) menjadi 27,67 persen (SSGBI, 2019), angka tersebut masih dianggap tinggi berdasarkan standar World Health Organization (WHO). Komitmen pemerintah dalam memperbaiki gizi di Indonesia telah terlihat jelas, namun tantangan penurunan stunting masih berada di depan mata. Stunting yang terjadi pada 1.000 Hari Pertama Kehidupan memiliki dampak jangka panjang terhadap pertumbuhan fisik, perkembangan kognitif, dan kesehatan anak, bahkan potensi risiko penyakit tidak menular di kemudian hari.
 
Dalam rangkaian acara tersebut, Dra. Maria Ernawati memberikan penghargaan Tanda Kehormatan Satyalancana Karya Satya (SLKS) kepada pegawai BKKBN yang berjasa dalam upaya penurunan stunting. Salah satu penerima penghargaan adalah Surjokaton, S.H., yang telah berkontribusi selama 30 tahun dalam Program Kerja KB/KR di Provinsi Jawa Timur. Penghargaan ini mencerminkan semangat kolaborasi dan kerja keras dalam mengatasi permasalahan stunting, serta komitmen untuk menjadikan Indonesia lebih maju melalui generasi muda yang berkualitas. (mg-3/jae)

What's Your Reaction?

like

dislike

love

funny

angry

sad

wow