Jelang G20, TNI Maksimalkan Pengamanan Wilayah Perairan Selatan Bali

14 Nov 2022 - 09:42
Jelang G20, TNI Maksimalkan Pengamanan Wilayah Perairan Selatan Bali
KRI Soputan, salah satu dari 14 kapal perang TNI AL yang disiagakan di perairan Bali selama pelaksanaan KTT G20 pada pekan ini. (ist)

Bali, (afederasi.com) – Gelaran KTT G20 membuat pihak TNI melakukan pengamanan ekstra, terutama dari laut, untuk mencegah potensi gangguan selama perhelatan G20 di Nusa Dua, Bali. Tempat tersebut merupakan lokasi utama pertemuan dan penginapan seluruh kepala negara serta delegasi utama KTT.

Di Pelabuhan Tanjung Benoa, Bali, KRI Surabaya bersandar sejak beberapa hari lalu. Di geladaknya, helikopter Bell HU-4205 terparkir menunggu panggilan tugas sewaktu-waktu. KRI Surabaya salah salah satu dari empat belas KRI yang dikerahkan TNI Angkatan Laut (AL) untuk berpatroli di kawasan perairan selatan Bali.

Panglima Komando Armada II, Laksda TNI Dr. T.S.N.B Hutabarat, memastikan persiapan empat belas KRI telah maksimal. Berbicara di kapal KRI Surabaya, Hutabarat merinci latihan yang telah dilakukan prajurut TNI, khususnya angkatan laut. Latihan itu dibagi dalam kelompok L1, yaitu persiapan dan profesionalisme personel, L2 yaitu latihan sebagai tim kapal, dan L3 yang merupakan latihan kerjasama antar kapal.

“Sesudah itu kami lakukan, lalu kami melaksanakan apa yang disebut latihan pratugas atau LKO, Latihan Kesiapan Operasi. Latihan itu, yang dikaitkan dengan kegiatan yang akan dilakukan, dalam hal ini, pengamanan VVIP G20,” tegas Hutabarat.

Sebelum berangkat, papar Hutabarat, Kepala Staf Angkatan Laut (Kasal) Laksamana TNI Yudo Margono mengecek langsung alat utama sistem persenjataan (alutsista) di masing-masing kapal.

“Kapal-kapal yang ada rudal dikasih rudal, kapal-kapal yang ada torpedo dikasih torpedo, bom laut maupun roket antikapal selam. Dan pastinya, meriam-meriam kami dilengkapi dengan amunisi penuh,” tambah Hutabarat.

Operasi TNI AL dilakukan dengan membagi wilayah menjadi sejumlah sektor. Kawasan perairan selatan Bali merupakan pusat konsentrasi, tetapi kawasan Bali secara keseluruhan juga menjadi target patroli.

Tugas TNI AL adalah bersiap jika sebuah ancaman terjadi dan transportasi darat tidak bisa digunakan. Termasuk di dalamnya bertindak dalam keadaan darurat bencana alam, jika memang terjadi.

“Kita bisa melaksanakan escape dari laut,” tegasnya.

Lalu lintas laut selama penyelenggaraan pertemuan puncak G20 akan berjalan normal, tetapi TNI AL meminta seluruh kapal baik dalam negeri maupun asing untuk melintas dalam damai. Hutabarat juga menggarisbawahi, tidak ada keterlibatan tentara AL dari negara lain dalam pengamanan seluruh kepala negara dan delegasi ini. (ans)

What's Your Reaction?

like

dislike

love

funny

angry

sad

wow