Jatah Pupuk Bersubsidi Ditambah, Benarkah di Bondowoso Langka? Ini Faktanya
Bondowoso, (afederasi.com) - Alokasi pupuk bersubsidi di Kabupaten Bondowoso bertambah dalam realokasi pertengahan tahun 2024. Tepatnya sejak Juli 2024, tambahan pupuk bersubsidi itu digelontor.
Namun di sisi lain, Kepala Desa Bukor Kecamatan Wringin, Mathari justru mengaku tidak tahu adanya penambahan pupuk bersubsidi tersebut.
Hal ini disampaikan Mathari di depan Menteri Pertanian Republik Indonesia, Amran Sulaiman dalam sebuah acara bertajuk Gerakan Nasional Pangan Merah Putih Menuju Swasembada Pangan Berkelanjutan, Rabu (6/11/2024) pagi.
"Apa permasalahannya?," tanya Menteri Amran Sulaiman kepada Mathari, salah satu perwakilan kades yang maju ke depan panggung.
"Sampai saat ini kita tidak tahu ada tambahan (pupuk) yang 100 persen, pak. Namun pada hari ini sedang perbaikan e-RDKK," jawab Mathari.
Menteri Amran kemudian memanggil Dirjen terkait dan menyatakan bahwa birokasi di bidang pertanian lamban.
"Coba bayangkan, pak. Birokrasi kita satu tahun tapi pupuk belum sampai di lapangan," sesal Amran disambut pekik para kades.
"Sudah ada belum? Sudah sampai pupuk belum? Sudah sampai belum?," tanya Amran pada Mathari.
"Belum bapak," jawab Mathari.
Menteri Amran Sulaiman kemudian melanjutkan bahwa distribusi pupuk sedang tidak baik-baik saja.
"Ini Jawa, bagaimana Papua, bagaimana Aceh, bagaimana Sumatera?," tutur Amran.
Lantas, benarkah tambahan pupuk bersubsidi belum sampai di kios se Kabupaten Bondowoso, sehingga langka di sektor hilir?
Tim redaksi Afederasi menelusuri informasi yang beredar itu ke Desa Bukor, Kecamatan Wringin, Kabupaten Bondowoso.
Kios yang mendistribusikan pupuk bersubsidi di Bukor adalah UD Feri Usaha.
Berdasarkan informasi terhimpun, kios ini sudah menerima tambahan pupuk bersubsidi sejak Juli 2024 lalu.
"Tidak benar pernyataan bahwa tambahan pupuk bersubsidi itu belum masuk," sanggah Muhammad Andiyanto, pengelola UD Feri Usaha kepada Afederasi.com, Rabu (6/11/2024) siang.
Ia justru menyatakan bahwa distributor terkait selalu menyuplai pupuk bersubsidi rutin pada pihaknya, sehingga tidak terjadi kelangkaan pupuk.
"Untuk desa Bukor, pupuknya tidak kekurangan. Petani banyak berterima kasih karena tambahan pupuk ini," akunya.
Distribusi tambahan pupuk bersubsidi dimulai sejak Juli 2024. Pada Mei hingga Juni, para pihak terkait mulai dari distributor, kios dan Dinas Pertanian sudah mensosialisasikannya.
"Termasuk kami sampaikan ke Pak Tenggi (Kades Bukor) bahwa jatah tambahan pupuk subsidinya kapan mau ditebus. Tapi belum ditebus," ucapnya.
Berdasarkan data, UD Feri Usaha menerima alokasi awal pupuk urea bersubsidi sebanyak 52 ton dan NPK 32 ton.
"Setelah ada tambahan, kuotanya urea menjadi 95 ton dan NPK 109 ton," tuturnya.
Rata-rata para petani belum mau menebus pupuk bersubsidi ke kios karena beberapa hal.
"Mereka (petani) bilang gak mau nebus karena belum turun hujan dan belum punya uang. Jadi jatahnya masih tetap ada di kios," ungkapnya.
UD Feri Usaha Bukor menjual pupuk bersubsidi sesuai dengan acuan harga eceran tertinggi (HET) yakni urea Rp 112.500 per karung isi 50 kilogram dan NPK Rp 115.000 per karung.
"Bahkan PPL sudah memasang selebaran informasi tentang tambahan alokasi pupuk bersubsidi di balai desa. Saya gak tahu kenapa pak Tenggi ngomong begitu (belum menerima pupuk)," kata Andi.
Karyono, Ketua Kelompok Tani (Poktan) Bukor Jaya 2 mengakui bahwa petani sudah tahu tambahan pupuk bersubsidi ada di kios sejak Juli lalu.
"Tapi kami memang belum nebus karena ladang masih ditanami sengon dan rumput gajah untuk pakan ternak. Jadi gak perlu pupuk," kata Karyono dikonfirmasi terpisah.
Di sisi lain, mereka menantikan turunnya musim penghujan untuk pertanian padi mereka.
"Nanti kami tebus pas masuk musim hujan. Mungkin pertengahan November ini," ucapnya.
Berdasarkan data, ada tiga Surat Keputusan (SK) alokasi pupuk bersubsidi di Kabupaten Bondowoso yakni SK pertama, SK perubahan dan SK realokasi tahun 2024.
Pada SK pertama, alokasi pupuk urea Urea sebanyak 19.654 ton dan NPK 11.028 ton. Kemudian di SK perubahan urea 33.591 ton dan NPK 23.568 ton. Sedangkan di SK realokasi, urea 34.500 ton dan NPK 23.568 ton.
Khusus di kecamatan Wringin, SK pertama urea sebanyak 1.107,69 ton dan NPK 708,18 ton. SK perubahan urea 1.893,15 ton dan NPK 1.513,45 ton. Sedangkan di SK realokasi, urea 1.988 ton dan NPK 1.263,45 ton. (den)
What's Your Reaction?