Janji Operasi Jantung Bocah Jombang Muhammad Sulton Terlunta di Antrian Nomor 128

09 Oct 2025 - 19:29
Janji Operasi Jantung Bocah Jombang Muhammad Sulton Terlunta di Antrian Nomor 128
Muhammad Sulton (7) baju kuning yang menderita kelainan di jantungnya saat ditemui di rumahnya di Desa Temuwulan Kecamatan Perak Kabupaten Jombang, Kamis (09/10/2025). (Foto: Santoso/afederasi.com)

Jombang, (afederasi.com) - Janji manis Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Jombang untuk memfasilitasi operasi jantung bocah asal Desa Temuwulan, Kecamatan Perak, terbukti hanya isapan jempol di lapangan. Muhammad Sulton (7) hingga kini masih terlunta-lunta menunggu kepastian tindakan medis penyelamat jiwanya, terperangkap dalam birokrasi yang lamban dan komunikasi yang terputus.

Kepala Desa Temuwulan, Totok Joko Purnomo, dengan tegas menyanggah jika masalah Sulton adalah stunting, seperti yang mungkin disangkakan. Ia menegaskan bahwa ini adalah persoalan kelainan jantung bawaan yang membutuhkan penanganan secepatnya.

“Untuk yang masalah stunting sebenarnya sudah kita tangani. Tapi permasalahan Sulton bukan di situ. Ini karena ada kelainan bawaan waktu lahir, ada kelainan di jantungnya,” ujar Totok, Kamis (09/10/2025).

Totok dengan lugas menyoroti lemahnya koordinasi pemerintah daerah. Menurutnya, warga hanya dibiarkan menunggu tanpa kejelasan.

“Anaknya sudah dirujuk ke RSUD Dr. Soetomo, jawaban versi dari Pemkabnya bahwasanya kasus ini bukan kasus yang emergency, sehingga harus tetap menunggu nomor antrian 128,” tegasnya dengan nada prihatin.

Upaya komunikasi yang dilakukan pihak desa ke berbagai instansi terkait, seperti Dinas Kesehatan (Dinkes) dan RSUD, disebutnya tidak membuahkan hasil yang konkret.

“Saya sudah berulang kali mencoba menghubungi pihak Dinkes dan RSUD, tapi belum ada jawaban pasti. Kami hanya ingin tahu kapan tindakan medis itu dilakukan, karena warga kami ini benar-benar membutuhkan,” keluhnya.

Kritik pedas juga dilayangkan Totok terhadap sikap pejabat daerah yang dinilainya hanya sebatas seremonial tanpa tindak lanjut yang nyata.

“Kami berterima kasih atas kunjungan mereka ke rumah Sulton, tapi kami juga berharap kunjungan itu diikuti langkah pasti,” katanya dengan nada kecewa.

Ia mengancam bahwa jika Pemkab terus-menerus bungkam, pihak desa akan mengambil langkah mandiri untuk menyelamatkan Sulton.

“Kalau memang Pemkab belum bisa membantu secara penuh, kami akan berupaya sendiri. Yang penting Sulton bisa segera mendapatkan perawatan terbaik,” tegas Totok.

Saat ini, satu-satunya bantuan yang konsisten diterima Sulton hanyalah pemberian susu tambahan dari Puskesmas. Upaya ini bertujuan untuk menaikkan berat badannya agar memenuhi syarat sebelum operasi jantung dapat dilakukan.

“Harapannya nanti menjelang operasi berat badan Sultan sudah memenuhi sesuai dengan anjuran dokter spesialis jantung,” ujar Totok.

Totok kembali menegaskan bahwa akar masalahnya adalah buruknya arus informasi antara pemerintah kabupaten dan desa. Meski Bupati Jombang, H. Warsobi, telah memberikan perintah yang jelas kepada Dinkes dan RSUD, implementasinya di lapangan ternyata tak semudah yang diperintahkan.

“Kalau Pak Bupati, insya Allah kemarin saya sudah dengar sendiri, perintahnya sudah jelas. Cuma aplikasinya di lapangan mungkin terkendala,” tutupnya dengan harap-harap cemas.

Nasib Muhammad Sulton kini menggantung. Janji pemerintah yang menguap dan antrian panjang nomor 128 menjadi tantangan nyata yang harus dihadapi bocah berusia 7 tahun ini setiap harinya. (san)

What's Your Reaction?

like

dislike

love

funny

angry

sad

wow