HIPMI Bantah Tudingan Profit dalam Debat Politik: Kader dan Kontribusi Positif Terhadap Pembangunan Indonesia
Organisasi Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (HIPMI) baru-baru ini menjadi pusat perhatian dalam debat politik yang diselenggarakan di salah satu stasiun televisi swasta.
 
                                    Jakarta, (afederasi.com) - Organisasi Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (HIPMI) baru-baru ini menjadi pusat perhatian dalam debat politik yang diselenggarakan di salah satu stasiun televisi swasta.
Pada kesempatan tersebut, HIPMI mendapat cap negatif setelah diakui sebagai organisasi profit oleh seorang dewan pakar dalam salah satu tim pemenangan calon presiden dan wakil presiden.
Menanggapi tudingan tersebut, Ketua Umum Badan Pengurus Pusat (BPP) HIPMI, Akbar Himawan Buchari, dengan tegas membantah dan menilai tudingan tersebut sebagai klaim tanpa bukti yang dapat menimbulkan polemik.
"Saya tegaskan bahwa HIPMI dari sejak didirikan di Jakarta pada 10 Juni 1972 adalah untuk menjadi wadah bagi para pengusaha muda dari seluruh Indonesia untuk berhimpun dan statusnya merupakan organisasi non-profit. Bahkan salah satu visi dan misi kami justru untuk memajukan perekonomian bangsa dan ingin terus menumbuhkan jumlah pengusaha di dalam negeri,” kata Akbar dalam keterangannya, seperti yang dilansir dari Suara.com media partner afederasi.com pada Rabu (6/12/2023).
Dalam sebuah acara berjudul "Debat Cabe Rawit AMIN vs Gemoy Belum Berkuasa Saja Sudah Bahaya," seorang dewan pakar Timnas AMIN, Afnan Malay, membuat pernyataan kontroversial yang menyudutkan HIPMI.
Dalam video yang diunggah di akun YouTube Indonesia Lawyers Club, Afnan mengatakan, "Itu organisasi profit. Organisasi golek duit. HIPMI itu sudah cari duit, sudah beda itu. Itu namanya pitih, pitih, pitih."
Menanggapi tudingan tersebut, Akbar Himawan Buchari menyayangkan pernyataan yang muncul dalam sesi debat tersebut. Ia menekankan bahwa banyak kader HIPMI yang telah memberikan sumbangsih besar dan memiliki peran strategis di Indonesia.
Contohnya, pendiri HIPMI Abdul Latief yang dua kali menjabat sebagai Menteri Tenaga Kerja dan Menteri Pariwisata, Seni, dan Budaya.
Lebih lanjut, Akbar mengingatkan bahwa beberapa tokoh yang terlibat aktif dalam politik dan pembangunan Indonesia merupakan kader HIPMI.
Antara lain, Ketum BPP HIPMI Periode 1986-1989 Sharief C Soetardjo, Menteri KKP 2011-2014; Ketum BPP HIPMI Periode 2001-2004 Muhammad Lutfi, Menteri Perdagangan; Ketum BPP HIPMI Periode 2005-2008 Sandiaga Salahuddin Uno, Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif; dan Ketum BPP HIPMI Periode 2015-2019 Bahlil Lahadalia, Menteri Investasi/Kepala BKPM.
Akbar Himawan Buchari menegaskan bahwa HIPMI selalu berfokus pada nilai non-profit dan memiliki komitmen untuk memajukan perekonomian Indonesia. Dalam konteks politik, Akbar menyatakan bahwa HIPMI tidak memiliki afiliasi dengan unsur politik tertentu, memberikan kebebasan pilihan untuk seluruh anggotanya, dan berperan aktif sebagai mitra pemerintah.
Sebagai mitra pemerintah, HIPMI secara tegas menyatakan dukungannya terhadap proyek Ibu Kota Nusantara (IKN) yang diinisiasi oleh pemerintahan selanjutnya. Akbar menyayangkan jika pembahasan mengenai IKN ditarik ke dalam ranah politik, khususnya terkait wacana untuk menghentikan proyek ini.
Menurutnya, IKN merupakan upaya pemerintah untuk mewujudkan pemerataan ekonomi di Indonesia dan meningkatkan efisiensi kinerja pemerintah dalam mengatasi masalah kemacetan seperti yang terjadi di Jakarta.
Akbar Himawan Buchari menambahkan bahwa sebagai mitra strategis pemerintah, HIPMI telah menyaksikan upaya Presiden Joko Widodo dalam memastikan pembangunan infrastruktur Indonesia tidak tertinggal. Dari pembangunan IKN, 42 bendungan, 2.143 km jalan tol, 5.700 km jalan nasional, hingga pembangunan 8,2 juta rumah, HIPMI melihat bahwa semua ini merupakan bukti keseriusan pemerintah dalam menggerakkan roda ekonomi dan meningkatkan kesejahteraan rakyat.
“Dari semua pembangunan infrastruktur yang terus didorong selama sembilan tahun Pak Jokowi memimpin, beliau bersama kabinetnya juga tetap mampu memajukan perekonomian di Tanah Air. Ini terbukti dari pertumbuhan ekonomi yang terus mantap dan bisa dilihat dari catatan pada Q1 tahun 2023 yang angkanya mencapai 5,03% (yoy),” pungkasnya.(mg-2/jae)
What's Your Reaction?
 
                    
                
 
                    
                
 
                    
                
 
                    
                
 
                    
                
 
                    
                
 
                    
                
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 

 
                                                                                                                                             
                                                                                                                                             
                                                                                                                                             
                                             
                                             
                                             
                                             
                                            

 
                                             
                                             
                                             
                                             
                                            