Gugat Kebijakan Ekspor Baby Lobster, E-Bara Tantang Dominasi Vietnam di Pasar Global

01 Feb 2025 - 13:49
Gugat Kebijakan Ekspor Baby Lobster, E-Bara Tantang Dominasi Vietnam di Pasar Global
HRM Khalilur R Abdullah Sahlawiy (ist)

Situbondo, (afederasi.com) – Ekspedisi Barong Nusantara (E-Bara) muncul sebagai gerakan perlawanan anak bangsa terhadap kebijakan Menteri Kelautan dan Perikanan (KKP) yang dinilai merugikan Indonesia. Kebijakan ekspor benih lobster ke Vietnam tanpa penguatan budidaya dalam negeri dianggap sebagai bentuk pengkhianatan terhadap potensi maritim Indonesia.

HRM Khalilur R Abdullah Sahlawiy, yang juga dikenal sebagai Jhi Lilur, bahkan menuding bahwa persyaratan budidaya lobster di Indonesia hanya akal-akalan semata. Ia menilai kebijakan tersebut justru menguntungkan segelintir pihak, sementara nelayan dan pembudidaya lokal tetap terpinggirkan.

"Kebijakan ini bukan hanya merugikan, tapi juga mempermalukan Indonesia. Menteri KKP layak dipenjara, bukan sekadar direshuffle oleh Presiden Prabowo Subianto," tegas Jhi Lilur, Sabtu (1/2/2025).

Kanjeng Pangeran (KP) Krendo Panuhalar, salah satu tokoh di balik E-Bara, menjelaskan bahwa gerakan ini bertujuan mengembalikan kejayaan Indonesia sebagai negara pemilik benih lobster. Ironisnya, Vietnam kini menjadi eksportir utama lobster dunia, meski bibitnya berasal dari perairan Indonesia.

"Ekspor baby lobster ke Vietnam dikuasai oleh monopoli Menteri KKP dan kroninya. Ini bukan sekadar bisnis, tapi bentuk pengkhianatan terhadap bangsa," ujar KP Krendo Panuhalar.

Sebagai langkah nyata, E-Bara telah melahirkan dua induk perusahaan, yakni Balad Grup dan Rasada Grup. Dari kedua grup ini, lahir 58 anak perusahaan yang fokus pada budidaya lobster serta ekspansi ke tiga negara, yakni China, Hongkong, dan Singapura.

"Kami tak hanya berhenti di lobster, tetapi juga mengembangkan bisnis ke budidaya kerapu, teripang, rumput laut, dan anggur laut. Ini akan memperluas cakupan usaha hingga lima negara, termasuk Indonesia dan Vietnam," tambah Jhi Lilur.

Memasuki tahun 2025, E-Bara akan berevolusi menjadi Ekspedisi Perikanan Budidaya Nusantara (E-Perbaya). Transformasi ini bertujuan untuk memperluas cakupan usaha ke seluruh Nusantara dengan sistem budidaya modern dan berbasis ekspor.

"Target kami di tahun 2025 adalah membuka minimal 567 titik usaha perikanan di berbagai wilayah Indonesia. Saya optimis mampu menjadikan Indonesia sebagai pemain utama perikanan dunia, mengalahkan Vietnam dan China," pungkas Jhi Lilur.(vya/dn) 

What's Your Reaction?

like

dislike

love

funny

angry

sad

wow