Hasil Autopsi Bongkar Fakta Tragis di Balik Kematian Bayi yang Dilahirkan Pelajar di Tulungagung

26 Nov 2024 - 15:31
Hasil Autopsi Bongkar Fakta Tragis di Balik Kematian Bayi yang Dilahirkan Pelajar di Tulungagung
Unit Inafis Polres Tulungagung menunjukkan sampel darah FS untuk tes DNA serta urine guna mendukung proses penyelidikan (deny/afederasi.com)

Tulungagung, (afederasi.com) - Hasil autopsy yang dilakukan oleh Polres Tulungagung terhadap jasad bayi perempuan yang dilahirkan FS (18), seorang pelajar asal Kecamatan Pakel, mengungkapkan fakta memilukan. Bayi tersebut tewas secara tidak wajar akibat kekerasan benda tumpul, membuka babak baru dalam penyelidikan kasus ini.

Peristiwa bermula pada Senin (25/11/2024) sore, ketika FS melahirkan secara diam-diam di kamar mandi rumahnya yang terpisah dari bangunan utama. Tangisan bayi tak terdengar oleh anggota keluarga, hingga akhirnya ditemukan dalam kondisi tak bernyawa.

Kepala Unit Pelayanan Perempuan dan Anak (PPA), Iptu Nursaid, memaparkan hasil autopsi yang menunjukkan tanda-tanda kekerasan. "Kesimpulan autopsi menyebutkan bayi meninggal secara tidak wajar. Kami sedang mendalami penyebabnya melalui penyelidikan intensif," ujar Nursaid, Selasa (26/11/2024).

Menurut hasil pemeriksaan, bayi itu lahir dalam kondisi hidup dengan usia kandungan cukup, yakni lebih dari 9 bulan. Panjang tubuhnya 48 cm dengan berat 2,8 kilogram. Namun, autopsi menemukan sejumlah luka serius yang menguatkan dugaan adanya kekerasan.

“Bayi mengalami lebam di punggung, memar di kepala kiri, serta luka memar dan lecet pada leher yang diduga akibat tekanan benda tumpul. Ada juga luka lecet menyerupai cakaran di pipi kanan dan kiri. Semua luka ini terjadi saat bayi masih hidup,” ungkapnya.

Kekerasan tersebut menyebabkan pendarahan pada otak, paru-paru yang mengembang, dan akhirnya mengakibatkan mati lemas. Tali pusar bayi bahkan baru dipotong setelah kematiannya.

Polres Tulungagung juga mengambil sampel darah FS untuk tes DNA serta urine guna mendukung proses penyelidikan. Sampel DNA akan dicocokkan dengan milik bayi untuk memperkuat bukti hukum.

FS sendiri hingga kini masih menjalani perawatan intensif di RSUD dr. Iskak pasca-melahirkan, sehingga belum bisa dimintai keterangan. Keluarga mengaku tidak mengetahui kehamilan FS. Bahkan, beberapa jam sebelum melahirkan, FS masih sempat mengikuti kegiatan Hari Guru di sekolah.

Kejadian ini pertama kali terungkap saat ibu FS mencurigai anaknya yang terlalu lama berada di kamar mandi. Ketika pintu didobrak, sang ibu mendapati FS dalam keadaan lemah dan bayi sudah berada di kloset. Pemeriksaan bidan memastikan bayi telah meninggal dunia.

Polisi segera melakukan olah tempat kejadian perkara (TKP) dan menyita sejumlah barang bukti, termasuk pakaian yang dikenakan FS saat melahirkan, saringan, serta panci plastik yang digunakan untuk mencuci ari-ari bayi.

“Kami masih mendalami kasus ini untuk mengungkap motif dan kemungkinan keterlibatan pihak lain,” tambah Nursaid.(dn)

What's Your Reaction?

like

dislike

love

funny

angry

sad

wow