Gus Fawait Angkat Derajat Guru Ngaji Lewat Program Insentif Terbesar Sepanjang Sejarah
Jember, (afederasi.com) - Gus Fawait kembali menegaskan komitmennya untuk menjadikan guru ngaji sebagai pilar utama pembangunan karakter di Kabupaten Jember. Melalui program bertajuk 22.000 Guru Ngaji untuk Jember Maju, Gus Fawait menghadirkan satu langkah konkret untuk mengangkat derajat para pengabdi ilmu agama yang selama ini berada di akar rumput.
Tak sekadar retorika, Gus Fawait menunjukkan bahwa keberpihakan terhadap guru ngaji bukanlah simbolik. “Guru ngaji adalah sosok yang harus kita muliakan. Jangan sampai mereka menunggu lama untuk hak mereka. Mereka telah menjaga akhlak, kita wajib menjaga mereka,” ujar Gus Fawait dalam satu kesempatan bersama para guru ngaji.
Dari sisi teknis, program ini telah melewati proses pendataan yang cukup panjang. Gus Fawait, melalui koordinasi bersama Bagian Kesejahteraan Rakyat (Kesra) Pemkab Jember, menerima laporan bahwa sebanyak 24.506 data guru ngaji dikumpulkan dari 248 desa dan kelurahan. Namun, Gus Fawait juga menekankan pentingnya akurasi data, sehingga dilakukan penyaringan hingga ditemukan 462 data tidak memenuhi syarat.
Hasilnya, Gus Fawait kini mengantongi angka final: 24.044 guru ngaji yang layak diverifikasi lanjutan. Karena kuota insentif yang tersedia hanya untuk 22.000 guru ngaji, Gus Fawait meminta agar proses padan data NIK dengan Dispendukcapil dipercepat dan ditargetkan rampung dalam waktu empat hari.
Tahapan berikutnya pun telah disiapkan dengan matang. Gus Fawait menjadwalkan uji publik atas data guru ngaji tersebut di masing-masing desa selama tiga hari. Apabila tidak ada keberatan, maka proses verifikasi administrasi dan pembukaan rekening Bank Jatim langsung dijalankan. Semua ini dilakukan agar, menurut Gus Fawait, “tidak ada guru ngaji yang tercecer dari haknya.”
Angka 22.000 guru ngaji penerima insentif tahun ini merupakan pencapaian tertinggi dalam sejarah Kabupaten Jember. Gus Fawait menyebutkan bahwa pada 2024, jumlah penerima insentif hanya sekitar 19 ribu orang. Lompatan ini menjadi bukti bahwa Gus Fawait tak main-main dalam memperjuangkan kesejahteraan tokoh-tokoh spiritual desa.
“Dengan guru ngaji yang sejahtera, semangat membina generasi muda akan tumbuh semakin kuat,” kata Gus Fawait. Ia yakin bahwa keberhasilan membangun Jember tidak hanya soal infrastruktur dan ekonomi, tapi juga soal akhlak, dan di sanalah guru ngaji memegang peran sentral.
Melalui program ini, Gus Fawait bukan sekadar memberi bantuan, tapi mengukuhkan bahwa peran guru ngaji di mata pemerintah setara dengan fondasi pembangunan lainnya: tak kasat mata, tapi tak tergantikan. (gung)
What's Your Reaction?


