Duka Kapal Tenggelam di Situbondo, Pj Gubernur Jatim Sampaikan Bela Sungkawa dan Imbau Keselamatan
Situbondo, (afederasi.com) – Tragedi tenggelamnya Kapal Layar Motor (KLM) Fajar Lorena Safari di perairan Situbondo, yang menewaskan dua orang, mengundang perhatian langsung Pejabat (Pj) Gubernur Jawa Timur, Adhy Karyono. Senin (9/12/2024), Adhy menyempatkan diri mengunjungi rumah duka salah satu korban, Ahmad Sunni (47), di Desa Tenggir, Kecamatan Panji, Kabupaten Situbondo.
Dalam kunjungannya, Adhy Karyono menyampaikan belasungkawa mendalam kepada keluarga korban. Ia juga mengungkapkan kronologi awal tenggelamnya kapal berdasarkan keterangan yang diterimanya. “Kejadian ini disebabkan oleh gelombang tinggi yang membuat air masuk ke mesin hingga akhirnya mati. Kapal pun terombang-ambing dan tenggelam. Beruntung ada kapal tanker yang melintas dan membantu evakuasi para penumpang,” ujarnya.
Adhy menambahkan, untuk memastikan penyebab pasti insiden, pihaknya menunggu hasil investigasi lebih lanjut. Ia juga menekankan pentingnya kepatuhan terhadap peringatan cuaca dari pihak Syahbandar maupun BMKG, terutama bagi nelayan dan pemilik kapal. “Jangan nekat melaut jika ada peringatan cuaca buruk. Utamakan keselamatan,” tegasnya.
Lia, putri dari Ahmad Sunni, menceritakan detik-detik tenggelamnya kapal. Menurutnya, seluruh penumpang sudah dilengkapi pelampung sebelum kapal berangkat dari Pelabuhan Sapudi, Madura. Namun, ayahnya yang sedang sakit tidak mampu bertahan.
“Jam setengah dua malam, mesin kapal mati, air perlahan masuk, dan akhirnya kapal tenggelam. Saat dievakuasi ke kapal tanker, ayah saya sudah tidak bisa berkomunikasi. Kami sempat kesulitan karena lantai kapal licin, tetapi akhirnya saya dan nenek berhasil selamat meski trauma,” tuturnya.
Ahmad Sunni meninggal dunia dalam perjalanan ke rumah sakit setelah dievakuasi dari kapal tenggelam.
Tragedi ini kembali menjadi peringatan bagi seluruh pihak yang terlibat dalam pelayaran. Adhy Karyono menegaskan pentingnya menaati prosedur keselamatan dan selalu memperhatikan kondisi cuaca sebelum melaut. “Keselamatan harus menjadi prioritas utama. Jangan sampai kejadian seperti ini terulang,” pungkasnya.
Peristiwa ini menjadi pengingat nyata akan bahaya cuaca ekstrem di laut dan pentingnya perlindungan bagi para penumpang serta awak kapal.(vya/dn)
What's Your Reaction?


