Blitar Berdenyut: Haul Bung Karno Merajut Tradisi dan Jati Diri Bangsa

20 Jun 2025 - 19:53
Blitar Berdenyut: Haul Bung Karno Merajut Tradisi dan Jati Diri Bangsa
Wali Kota Blitar, Syauqul Muhibbi ketika sambutan pada Haul Bung Karno 2025. (Anang/afederasi.com)

Blitar, (afederasi.com) - Kota Blitar sepanjang Juni dirasakan berdenyut penuh khidmat lewat gelaran Haul Bung Karno, sebagai refleksi dan penghormatan terhadap pemikiran pendiri bangsa. Rangkaian acara selama dua hari, 20–21 Juni, dibuka dengan doa bersama lintas agama sebagai pembuka Haul Bung Karno ke-55 di makam sang Proklamator.

Puncak tradisi Haul Bung Karno tampil dalam pentas budaya “Gala Senja Mustika Rasa” yang digelar di Istana Gebang, rumah masa kecil Bung Karno. Wali Kota Syauqul Muhibbin menyebut pertunjukan ini sebagai cermin cinta masyarakat terhadap warisan budaya dan pemikiran Bung Karno. 

Tak hanya budaya, Haul Bung Karno juga dibaca lewat tradisi tahlilan dan tausiyah kebangsaan oleh KH Ahmad Muwafiq (Gus Muwafiq). Tausiyah pada malam Haul Bung Karno diposisikan sebagai pengingat agar nilai-nilai perjuangan Proklamator tetap hidup di dalam hati bangsa.

Merayakan Haul Bung Karno dengan rasa masyarakat terpadu, ribuan tumpeng disajikan dalam Selamatan Akbar sepanjang 2,5 km antara Istana Gebang dan makam Bung Karno. Setiap piring tumpeng menjadi simbol doa dan ungkapan rasa syukur atas warisan kepemimpinan Bung Karno.

Acara Haul Bung Karno juga diwarnai Pasar Jadul yang digelar di Alun‑alun mulai 18 hingga 22 Juni. Nuansa tempo dulu lengkap pernak‑pernik dan kuliner era 1950‑an membuat masyarakat merasakan kembali akar budaya zaman Bung Karno.

Ketua DPD PDI Perjuangan Jatim MH Said Abdullah menegaskan bahwa Haul Bung Karno ini merupakan simbol kebersamaan serta semangat gotong‑royong kota Blitar dan masyarakatnya. Ia berharap kegiatan ini terus menjadi lokomotif nilai kebangsaan dan warisan Bung Karno. 


Masyarakat dan tokoh nasional—dari Ganjar Pranowo hingga Romy Soekarno—berkumpul dalam Haul Bung Karno, menyuarakan pesan bahwa Bung Karno bukan milik kelompok, melainkan milik seluruh rakyat Indonesia. Momentum ini menjadi dorongan kuat untuk menjaga jati diri bangsa di tengah globalisasi. 

Mengakhiri rangkaian, Haul Bung Karno ke-55 membawa pesan kuat: “Kalau jadi orang Indonesia, tidak perlu jadi India… Islam tak harus jadi Arab…” kata Wali Kota Mas Ibin, menekankan bahwa nasionalisme yang berakar adalah kunci menjaga identitas bangsa.  

Lewat nuansa budaya, doa, pasar nostalgia, dan tumpeng seribu, Haul Bung Karno 2025 di Blitar bukan sekadar perayaan, melainkan pengukuhan jati diri bangsa yang diwariskan oleh Proklamator. Kota Blitar membuktikan kesetiaannya menjaga warisan semangat Bung Karno di era modern. (adv/ang)

What's Your Reaction?

like

dislike

love

funny

angry

sad

wow