Bentrok Antar Perguruan Silat di Tulungagung Terus Bertambah, 40 Persen Tersangka Didominasi Anak

13 Mar 2023 - 19:14
Bentrok Antar Perguruan Silat di Tulungagung Terus Bertambah, 40 Persen Tersangka Didominasi Anak
Konferensi Pers di Mapolres Tulungagung, (ist)

Tulungagung, (afederasi.com) - Kasus yang melibatkan perseteruan antar perguruan silat di Kabupaten Tulungagung seperti tak ada ujungnya, lagi - lagi Satreskrim Polres Tulungagung kembali mengamankan 7 orang tersangka, pada Minggu, (12/3/2023).

Dari sejumlah kasus yang sudah diungkap, 40 persen tersangka diantaranya berusia dibawah umur atau masih berstatus pelajar. 

Kasatreskrim Polres Tulungagung, AKP Agung Kurnia Putra mengatakan saat ini sudah ada 36 tersangka yang diamankan atas kasus penganiayaan yang melibatkan anggota perguruan silat. Secara rinci, setidaknya ada 22 orang dewasa dan 14 orang anak dibawah umur yang terlibat dan ditetapkan sebagai tersangka.

Kasus terkahir, pada Minggu, (12/3/2023) dengan korban MRR (17) dan temannya perempuan (18) berboncengan dari arah Kediri dengan mengenakan atribut perguruan.

Kemudian dihadang oleh rombongan Pesilat dari perguruan lain dan dilakukan penganiyaan hingga keduanya babak belur. 

Atas kejadian tersebut keduanya melaporkan ke Mapolres Tulungagung, dan petugas dengan Sigap mengamankan beberapa pelaku yakni MAN (17), AOR (19), RMD (16), DNS (18) PBA (18), MLS (15), dan MYA (18).

Dari nama-nama itu, MAN, RMD dan MLS masih di bawah umur sehingga tidak ditahan, namun dikenakan wajib lapor. 

Tersangka yang berhasil diamankan atas keterlibatannya dalam kasus tersebut tergolong banyak. Mengingat kasus ini berhasil diungkap masih di awal tahun 2023.

Sedangkan sepanjang tahun 2021 saja hanya ada 26 kasus dengan 52 tersangka, dan pada tahun 2022 ada 39 kasus dengan 98 tersangka.

"Tren kasus penganiayaan yang melibatkan anggota perguruan silat memang meningkat di awal tahun ini," ungkap Kasatreskrim Polres Tulungagung, AKP Agung Kurnia Putra, Senin (13/3/2023).

Penyebab terjadinya aksi penganiayaan antar anggota perguruan, dilatar belakangi adanya rasa fanatisme terhadap perguruan silat yang diikutinya, membuat mereka merasa tidak senang dengan anggota perguruan pencak silat yang lain, sehingga terjadilah aksi penganiayaan tersebut. 

Kemudian berdasarkan pengakuan tersangka, mayoritas dari mereka nekat melakukan aksi penganiayaan itu lantaran memiliki dendam dengan anggota perguruan silat yang lain. 

Dendam itu didasari lantaran anggota perguruan silat tersebut sudah melakukan penganiayaan terlebih dahulu kepada rekan tersangka. 

"Motifnya banyak sebenarnya, ada yang dendam, atau bisa karena fanatisme berlebih yang berujung benci dengan anggota perguruan silat lain," jelasnya.

Disinggung soal mayoritas tersangka yang diamankan, 40 persen tersangka masih berusia dibawah umur. 

Bahkan pada tahun-tahun sebelumnya juga banyak anak dibawah umur yang telibat aksi penganiayaan tersebut. 

Seperti halnya pada tahun 2021 saja, 15 dari 52 tersangka yang berhasil diamankan merupakan anak dibawah umur.

Pada tahun 2022, sebanyak 23 dari 98 tersangka yang berhasil diamankan juga berusia dibawah umur. 

"Kalau dibuat persentase sebenarnya memang banyak orang dewasa yang terlibat. Tetapi hampir 40 persennya anak dibawah umur," ungkapnya.

Terkait upaya yang dilakukan untuk menekan kasus tersebut, pihaknya selama beberapa bulan terakhir telah melakukan operasi untuk mengamankan atribut perguruan silat. 

Mengingat saat ini penggunaan atribut perguruan silat ditempat umum dilarang lantaran memicu kasus penganiayaan yang melibatkan anggota perguruan silat.

Selain itu, pihaknya juga rutin mendatangi satu persatu padepokan perguruan silat di Kabupaten Tulungagung untuk memberikan sosialisasi terkait penggunaan atribut perguruan silat.

Serta menanamkan rasa persaudaraan antar perguruan silat. Maka dari itu, pihaknya juga meminta agar petinggi masing-masing perguruan silat untuk membantu petugas menekan kasus tersebut.

"Pihaknya tidak tahu bagaimana mereka (Internal perguruan silat) mengelola anggotanya seperti apa, yang terpenting komunikasi tetap harus terus dibangun untuk menciptakan kondusifas," pungkasnya. (riz/dn) 

What's Your Reaction?

like

dislike

love

funny

angry

sad

wow