Andalkan Lapak Digital, Gethuk Pisang Mevita Kediri Makin Laris dan Berkembang

Salah satu makanan khas daerah Kediri yang terkenal selain tahu takwanya adalah gethuk pisang.

22 May 2023 - 17:12
Andalkan Lapak Digital, Gethuk Pisang Mevita Kediri Makin Laris dan Berkembang
Proses pengolahan gethuk pisang Mevita di Kecamatan Kepung Kabupaten Kediri. (foto : isa/afederasi.com).

Kediri, (afederasi.com) - Salah satu makanan khas daerah Kediri yang terkenal selain tahu takwanya adalah gethuk pisang.

Makanan tradisional dengan bahan dasar pisang ini berbeda dengan gethuk pada umumnya baik dari segi proses pembuatan, bahan, penyajian maupun rasanya.

Dodi Himawan (47) salah satu pengusaha gethuk pisang dengan brand Gethuk Pisang Mevita yang berada di Desa/Kecamatan Kepung Kabupaten Kediri menuturkan jika makanan ini sendiri telah ada sejak dulu dan merupakan camilan tradisional warisan turun temurun dari zaman kerajaan.

Bahkan dari catatan sejarah yang diingat Dodi, Dewi Sekartaji putri kerajaan Kadiri kala itu sangat menyukai makanan bertekstur lembut ini

Bisnis ini digeluti Dodi bersama sang istri sejak tahun 2007 lalu. Awalnya ia ditawarkan oleh temannya seorang penjual buah pisang untuk membuat gethuk karena banyaknya sumber alam pisang kala itu di wilayahnya. 

"Mencoba bisnis dari nol, awalnya otodidak saja, baru sekitar seminggu bisa jadi olahan gethuk seperti yang dijual saat ini," akunya kepada pihak afederasi.com baru baru ini. 

Berbekal dari ilmu yang didapat secara terbatas itu, Dodi mulai merintis membuat gethuk dari buah pisang yang masih belum matang. Untuk pisang yang dipakai yakni berjenis pisang Raja Nangka, dipilih karena memiliki rasa yang khas dan aroma yang berbeda dengan pisang pada umumnya serta lebih ekonomis dari segi harga.

Rasa manis asam yang khas dan teksturnya yang agak keras juga membuat jenis pisang raja nangka ini tidak lembek pada saat dikukus. 

“Modalnya awal Rp 450 ribu, jualnya saya dengan titip di warung. Harganya Rp 400 rupiah satu biji. Kalau dulu satu hari cuma bisa produksi 100 biji saja,” terang pria yang pernah menjadi penjual rongsokan itu. 

Sementara untuk segi promosi, Gethuk Pisang Mevita hanya dijajakan pada warung dan dititipkan di toko oleh oleh terdekat di wilayahnya. Tak hanya itu, Dodi juga ikut komunitas pelaku umkm bernama Kelud Mandiri untuk mendorong dalam segi pemasaran.

Tahun demi tahun, bisnis ini pun mulai berkembang seiring dengan permintaan di pasar. Namun saat pandemi melanda, Gethuk Pisang Mevita harus menghentikan produksinya selama kurang lebih 2 tahun penuh karena tak ada konsumen yang membeli maupun pesan. 

Selama tutup itu ia mencoba memodifikasi dengan membuat kembali gethuk pisang dan memasarkan lewat media sosial seperti grup facebook.

Gethuk pisang yang sebelumnya dibalut dengan daun pisang, juga beralih dengan kemasan plastik.

Menurutnya ide itu muncul karena faktor higenis dan tahan lama. Terbukti, pesanan gethuk pisang Mevita mulai banyak dan semakin meluas. 

"Karena saat pandemi itu orang selalu memikirkan kebersihan juga. Kami kemudian mulai gabung grup dan lapak digital umkm di facebook. Semua kota mulai Karesidenan Kediri kami ikuti dan posting sehari 3 kali. Alhamdulillah pesanan online mulai ada," urainya.

Untuk memperkuat usaha getuk pasca pandemi, tahun 2022 Dodi mulai menambah permodalan dari program Kredit Usaha Rakyat (KUR) Bank Rakyat Indonesia. Mulanya sekitar Rp 10 juta hingga terus sampai sekarang berlanjut hingga Rp 50 juta. 

"Kalau KUR saya pilih karena bunganya sesuai dengan usaha kita, sekitar 6% dalam jangka waktu 12 bulan. Modal itu kami gunakan untuk menambah alat produksi dan bahan baku," jelasnya. 

Gethuk Pisang Mevita ini mempunyai dua macam jenis ukuran, yakni kecil dengan panjang 10-11 cm seharga Rp 1200 satu biji dan ukuran 20 cm seharga Rp 7000 per biji.

Selama satu bulan setidaknya 25-30 ribu biji terjual di seluruh pusat oleh-oleh di Kediri maupun pesanan online secara langsung melalui Whatsapp. 

Kini, selain gethuk pisang, Dodi juga menjajakan aneka makanan khas Kediri, mulai tahu kuning, keripik tahu, madu mongso, keripik rambak dan makanan lain di toko miliknya yang ia dirikan di depan rumah. 

"Kebanyakan itu dari titipan orang kesini. Alhamdulillah sudah ada toko di depan rumah sebagai pusat oleh-oleh di Kecamatan Kepung. Tiap hari kita juga dibantu empat orang dari tetangga dan kerabat untuk usaha ini," tandasnya. (sya/dn) 

What's Your Reaction?

like

dislike

love

funny

angry

sad

wow