80 Desa Bergerak: Petrokimia Gresik Hidupkan Ekonomi Lewat Budidaya Lele
 
                                    Gresik, (afederasi.com) - Di sebuah lahan kosong di salah satu desa di Gresik, kini berdiri rapi kolam-kolam bioflok bundar berdiameter dua meter. Airnya beriak pelan, menandakan ribuan benih lele Sangkuriang mulai beradaptasi dengan rumah barunya. Bagi sebagian warga, ini bukan sekadar kolam, tapi harapan baru untuk masa depan ekonomi keluarga dan ketahanan pangan daerah.
Harapan itu hadir melalui program kolaborasi “Launching 80 Kolam Budidaya Ikan Lele Se-Kabupaten Gresik” yang digagas Petrokimia Gresik, perusahaan Solusi Agroindustri anggota holding Pupuk Indonesia. Bersama Pemerintah Kabupaten Gresik, Polres, dan Kodim 0817, perusahaan ini ingin menciptakan ekosistem budidaya lele yang terintegrasi dari hulu hingga hilir.
“Kami tidak hanya memberi bantuan fisik, tetapi juga membangun kapasitas pembudidaya untuk bisa mandiri. Mulai dari pemeliharaan, pemberian pakan, panen, hingga pemasaran. Semua demi ekosistem berkelanjutan yang dapat menguntungkan masyarakat,” ujar Direktur Utama Petrokimia Gresik, Daconi Khotob, Rabu (03/09/2025).
Program ini menyasar 80 desa di Kabupaten Gresik, sejalan dengan semangat peringatan HUT ke-80 Kemerdekaan RI. Bantuan yang diberikan mencakup 80 kolam bioflok, 80.000 benih lele unggul, serta Petrofish, probiotik hasil inovasi Petrokimia Gresik yang mampu menjaga kualitas air, meningkatkan pakan alami, dan mempercepat pertumbuhan ikan.
Tidak hanya itu, pelatihan intensif juga digelar untuk perangkat desa, Babinsa, dan Bhabinkamtibmas. Tujuannya, mereka bisa menjadi pendamping aktif bagi pembudidaya di wilayah masing-masing.
Bupati Gresik, Fandi Akhmad Yani, menyambut baik inisiatif ini. Ia menilai penggunaan benih lele Sangkuriang, yang bisa dipanen dalam waktu sekitar 2,5 bulan, menjadi terobosan strategis untuk mempercepat siklus produksi.
“Kolaborasi ini bisa menjadi solusi nyata untuk ketahanan pangan. Apalagi dengan Petrofish, produktivitas lele di Gresik berpeluang naik signifikan,” kata Gus Yani sapaan akrab Bupati.
Ke depan, ekosistem ini diharapkan tak hanya memasok ikan konsumsi untuk pasar lokal dan mendukung program Makan Bergizi Gratis (MBG), tetapi juga memproduksi bibit unggul dan produk olahan berbasis lele seperti nugget, filet, hingga abon. Dengan begitu, manfaat ekonomi dan gizi bisa dirasakan lebih luas.
Bagi warga, kolam-kolam ini bukan sekadar sarana budidaya, melainkan simbol kemandirian. Dari air yang beriak di dalamnya, tumbuh keyakinan bahwa masa depan bisa dibangun dari pekarangan rumah sendiri.(frd)
What's Your Reaction?
 
                    
                
 
                    
                
 
                    
                
 
                    
                
 
                    
                
 
                    
                
 
                    
                
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 

 
                                                                                                                                             
                                                                                                                                             
                                                                                                                                             
                                             
                                             
                                             
                                             
                                            

 
                                             
                                             
                                             
                                             
                                            