Viral Video Kejadian Ibadah Jemaat Gereja Dirumah Diprotes Warga
Gresik, (afederasi.com) - Sebuah rekaman video amatir warga memprotes kegiatan ibadah viral di media sosial. Video dengan berdurasi sekitar 1 menit 20 detik, memperlihatkan satu keluarga tiba-tiba menganggu aktivitas ibadah jemaat umat Gereja Protestan di Indonesia bagian Barat (GPIB) Benowo, Surabaya.
Peristiwa viral tersebut terjadi sekitar pukul 19.00 WIB, di kawasan perumahan Cerme Indah Kecamatan Cerme Gresik, Rabu (08/05/2024).
Salah seorang warga, Gabriella mengatakan, dari rekaman video yang beredar, peristiwa perseteruan muncul, bermula saat satu keluarga yang terdiri dari pasangan suami istri dan seorang anak laki-laki berteriak-teriak. Situasi tersebut pun mengundang perhatian warga sekitar.
“Warga lain dan pengurus RT berdatangan, berusaha meredam situasi,” ucapnya, Kamis (10/05/2024).
Pelaksanaan ibadah di perumahan tersebut, menurutnya berjalan aman, dan kondusif selama 10 tahun terakhir ini. Bahkan, tidak menggunakan atribut yang menganggu warga sekitar.
“Semoga segera ada titik terang agar permasalahan segera selesai,”harapnya.
Kepala Desa Betiting Kecamatan Cerme Gresik, Musholi tidak menampik adanya video viral yang memang terjadi didesanya.Menurut Musholi keributan tersebut, hanya merupakan kesalahpahaman.
Musholi lebih lanjut mengungkapkan saat itu seorang wanita bernama Manurung sedang mengelar doa bersama dirumahnya sebagai eujud syukur karena sudah sembuh usai operasi. Dalam gelaran doa bersama itu Manurung mengundang saudara dekatnya.
Keributan terjadi, imbuh Musholi, diduga Yoyok bersama istri dan anaknya tidak terima karena mobil parkir mobil menutupi rumahnya. Mereka pun meminta acara doa bersama tersebut dihentikan.
"Sebenarnya hanya kesalahpahaman, sebenarnya warga itu habis operasi terus menggelar doa bersama sebagai rasa syukur, sudah ijin melalui RT setempat, selama ini warga leluasa memberikan kebebasan untuk beribadah," tutur Musholi.
Musholi menyebut kejadian penghentian kegiatan doa bersama umat GPIB tersebut baru kali ini terjadi. Selama ini sudah belasan tahun tidak pernah ada kejadian, kebebasan dan toleransi antar umat beragama terjaga dengan baik.
Sementara itu, Kapolsek Cerme Iptu Andik Asworo mengungkapkan kejadian saat itu ada jemaat berjumlah 30 orang sedang menjalankan ibadah. Tiba-tiba datang satu keluarga meminta agar jemaat menghentikan ibadah.
Kendati demikian, pihaknya pun belum bisa memastikan akar masalah yang sedang terjadi. Pasalnya, proses peribadatan selama ini berjalan aman dan kondusif.
“Warga di sekitar tempat ibadah tidak keberatan. Justru pihak yang meminta menghentikan, rumahnya berjarak cukup jauh dari lokasi jemaat,” jelas AKP Andik.
Usai dilakukan, proses mediasi yang dihadiri oleh berbagai pihak, termasuk Kapolres Gresik AKBP Adhitya Panji Anom melalui Kapolsek Cerme Iptu Andik Asworo, Kakesbangpol Nanang, Muspika Kecamatan Cerme, perangkat Desa Betiting, Manurung dan keluarga Yoyok.
Hasil kesepakatan bahwa kedua belah pihak saling menghormati dan menghargai serta saling memaafkan tanpa paksaan.
"Hasil mediasi kesepakatan bersama bahwa kedua belah pihak saling menghormati dan saling memaafkan yang telah terjadi yang dibuat untuk menjadikan evaluasi diri untuk saling menahan ego serta tanpa ada paksaan dari pihak manapun dan berikut di tanda tangani bersama yang bermaterai," terang AKP Andik. (frd)
What's Your Reaction?


