Usai Santap Nasgor, Puluhan Jamaah Yasin Desa Tiudan Alami Keracunan

25 Sep 2022 - 20:56
Usai Santap Nasgor, Puluhan Jamaah Yasin Desa Tiudan Alami Keracunan
Puskesmas Tiudan diback up Inafis Polres Tulungagung ketika mengamankan barang bukti di Puskesmas Tiudan

Tulungagung, (afederasi.com) - Puluhan jamaah yasin kaum perempuan asal Desa Tiudan, Kecamatan Gondang alami keracunan massal, yang diduga dari menu makanan nasi goreng yang disajikan pada Kamis (22/9/2022).

Dimana gejala keracunan baru dirasakan setelah 4 jam dari acara yasinan. Kini 6 orang dilakukan perawatan di Klinik dan puskesmas.

Kepala Puskesmas Tiudan, Muklis Tri Nugroho menjelaskan, kejadian berawal pada Kamis malam ketika yasinan jamaah perempuan di Dusun Siwalan Desa Tiudan, tepatnya di Mushola yang biasa disebut Mushola cakruk. 

Terdapat pemberian konsumsi makanan dari saudara yang berinisial W, yang rumahnya tidak jauh dari mushola. Konsumsi itu diantaranya, nasi goreng yang dibungkus sterofom dan ada yang dikemas dengan kertas minyak.

"Terdapat 80 jamaah yasinan, dari jumlah itu 53 orang mengalami sakit, 11 orang sehat, ada 47 orang rawat jalan, sedangkan rawat inap 6 orang, diantaranya di Prima Medika 3 orang, Diva Medika 2 orang dan pada Puskesmas Kauman 1 orang," jelas Muklis, Sabtu (24/9/2022) kemarin. 

Muklis melanjutkan, usai menyantap nasi goreng, setelah 4 hingga 24 jam, ditemukan keluhan warga yakni pusing, diare, muntah ,sakit lambung dan tanda-tanda yang mengarah pada keracunan. 

Karena keluhan warga terjadi saat diluar jam kerja, mereka dirawat di klinik Diva Medika, Prima Medika Kecamatan Gondang dan di Puskesmas Kauman.

Kemudian pada Jumat pagi (23/9/2022) petugas Puskesmas Tiudan melakukan penyelidikan epidimologi dengan mendatangi rumah warga satu demi satu, hasilnya, 64 orang makan nasi goreng, 53 sakit, namun ada dua orang yang dirawat intensif.

"Sayangnya ada faktor tertentu dia memilih rawat jalan di rumah, padahal kami telah menyarankan ke puskesmas," ungkap Muklis.

Pihak puskesmas dan klinik langsung melakukan tindakan kedaruratan, hingga 47 orang dalam kondisi membaik dan rawat jalan. Tak cukup disitu hingga Sabtu (24/9/2022), pihak Puskesmas terus melakukan penyelidikan epidimologi dan uji sample, dan didapati hasil, opak gambir dan kue matahari yang dibungkus dengan plastik dalam kondisi aman.

"Sedangkan untuk nasi goreng, karena kondisi terakhir samplenya lebih dari 2x24 jam sehingga mengalami pembusukan," jelasnya. 

Muklis menjelaskan, bila dapat kemungkinan nasi goreng yang menjadi penyebab keracunnan. Namun pihaknya perlu penyelidikan lebih lanjut lewat laboratorium dengan mengirimkan sample makanan ke Dinas Kesehatan Kabupaten Tulungagung.

" Dari penelusuran kami, pembuat nasi goreng menyediakan makanan untuk dua kelompok yasinan. 22 paket nasi dengan kertas di desa Wonokromo. Lalu, 80 paket nasi dibungkus sterofom dan kertas di Desa Tiudan. Rata-rata nasi goreng dibungkus kertas, kondisinya aman," tuturnya 

Muklis menerangkan jika sterofom tidak direkomendasikan untuk dijadikam bungkus makanan, apalagi dalam kondisi panas. Namun hal itu belum bisa dijadikan penyebab keracunan, karena masih dalam kajian. Bahkan bisa saja ada kontaminasi dalam penyajian dan kemungkinan penyajinya dalam kondisi tidak steril.

"Hasil laboratorium baru bisa diketahui 5 hingga 7 hari. Sedangkan gejala paling parah diare, mual muntah. Kini kami melakukan pemantauan 24 jam, bila ada antisipasi kasus susulan. Karena masih dalam masa inkubasi," jelasnya. 

Muklis menambahkan, dampak keracunan ini tergantung daya tahan tubuh korban. Kalau daya tahan tubuh korban kuat bisa sembuh lebih cepat, namun jika ada penyakit lain bisa saja berakibat kematian. Lalu, keluhan pasien paling banyak timbul setelah jumatan kemarin.

Sementara itu di konfirmasi di lokasi yang sama Kapolsek Gondang, AKP Randy Irawan mengatakan baru kemarin menerima laporan, menindaklanjuti laporan tersebut Polsek Gondang langsung mendatangi lokasi kejadian dan memeriksa saksi saksi, dan dibackup oleh satreskrim Polres Tulungagung dan unit Inafis.

"Saksi sudah kami datangi dan kami minta keterangan, namun untuk penjual nasi goreng belum ketemu, karena dia masih ada acara di Pagerwojo, yang nantinya pekermbangan lebih lanjut dibawa ke unit Pidana Khusus (Pidsus ) polres," ungkapnya.

Randy menambahkan, adapun barang bukti yang diamankan yakni nasi goreng, kerupuk gambir, roti matahari dan nanti ada tambahan dari pasien yang muntah untuk uji laboratorium di Surabaya. 

"Dari gejala tersebut warga mengira hanya sakit biasa, ternyata banyak yang mengalami gejala yang sama," pungkasnya.(riz/dn) 

What's Your Reaction?

like

dislike

love

funny

angry

sad

wow