Siswa SD di Tulungagung Terpapar Radikalisme Dunia Maya, Pemkab Lakukan Pendampingan Intensif

15 Dec 2025 - 17:30
Siswa SD di Tulungagung Terpapar Radikalisme Dunia Maya, Pemkab Lakukan Pendampingan Intensif
Kepala Dinas KBPPPA Tulungagung, dr. Kasil Rokhmad ketika dikonfirmasi (deny/afederasi.com)

Tulungagung, (afederasi.com) - Seorang siswa kelas 5 sekolah dasar di Kabupaten Tulungagung, Jawa Timur, teridentifikasi terpapar paham radikalisme yang masuk melalui aktivitas di dunia maya. Menyikapi temuan tersebut, Pemerintah Kabupaten Tulungagung melalui Dinas Keluarga Berencana, Pemberdayaan Perempuan, dan Perlindungan Anak (KBPPPA) langsung melakukan pendampingan secara intensif.

Kepala Dinas KBPPPA Tulungagung, dr. Kasil Rokhmad, mengungkapkan bahwa proses pendampingan terhadap anak tersebut telah berjalan sekitar satu bulan terakhir. Pendampingan dilakukan untuk memulihkan kondisi psikologis sekaligus menangkal pengaruh paham kekerasan yang sempat diterima korban.

“Sudah sekitar satu bulan ini kami lakukan pendampingan dan pemantauan secara berkelanjutan,” ujar Kasil, Senin (15/12/2025).

Ia menjelaskan, kasus ini terungkap dari hasil pemantauan siber yang dilakukan oleh Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT). Dari hasil penelusuran tersebut, diketahui siswa SD tersebut cukup aktif menggunakan media sosial, khususnya TikTok, dan kerap mengunggah konten bermuatan radikalisme.

Unggahan tersebut kemudian terdeteksi oleh jaringan terorisme internasional, yang selanjutnya menjalin komunikasi langsung dengan anak tersebut. Bahkan, korban sempat dimasukkan ke dalam grup WhatsApp yang berisi anggota kelompok terorisme internasional.

“Melalui grup itu, anak ini mendapat berbagai pengaruh dan ajakan yang mengarah pada kekerasan,” terang Kasil.

Saat ini, siswa tersebut tengah menjalani proses deradikalisasi dengan melibatkan BNPT dan Detasemen Khusus (Densus) 88 Antiteror. Menurut Kasil, hasil pendampingan sejauh ini menunjukkan perkembangan yang menggembirakan.

“Sudah terlihat perubahan yang cukup positif selama pendampingan berlangsung,” tegasnya.

Lebih lanjut, Kasil menyebutkan bahwa berdasarkan data BNPT, terdapat dua anak asal Tulungagung yang terpapar paham radikal. Selain siswa SD tersebut, satu lainnya merupakan siswa SMA yang tercatat memiliki KTP Tulungagung, meski menempuh pendidikan di luar daerah.

Atas kejadian ini, Kasil mengimbau para orang tua agar lebih meningkatkan pengawasan terhadap penggunaan gawai dan aktivitas anak di media sosial. Menurutnya, keterlibatan orang tua sangat penting untuk mencegah anak terpapar konten berbahaya di ruang digital.

“Orang tua harus benar-benar mengetahui apa yang diakses dan dilakukan anaknya di media sosial. Kasus ini menjadi peringatan serius bahwa ancaman radikalisme bisa masuk lewat dunia maya,” pungkasnya.(dn) 

What's Your Reaction?

like

dislike

love

funny

angry

sad

wow