Serbuan Militer Israel ke Rumah Sakit Al Shifa Gaza Memicu Kontroversi Internasional

Rabu dini hari waktu setempat, Rumah Sakit Al Shifa Gaza, yang selama ini menjadi tempat perlindungan bagi warga sipil, pasien terluka, dan petugas medis, diserbu oleh Militer Israel.

15 Nov 2023 - 12:44
Serbuan Militer Israel ke Rumah Sakit Al Shifa Gaza Memicu Kontroversi Internasional
Ilustrasi petugas medis membawa korban serangan Israel ke sebuah rumah sakit di Gaza. [Antara/Anadolu]

Gaza, (afederasi.com) - Rabu dini hari waktu setempat, Rumah Sakit Al Shifa Gaza, yang selama ini menjadi tempat perlindungan bagi warga sipil, pasien terluka, dan petugas medis, diserbu oleh Militer Israel. Pihak militer Israel dengan bangga menyatakan bahwa penyerbuan itu tepat sasaran terhadap kelompok militan Hamas.

"Dengan informasi intelijen dan kebutuhan operasional, pasukan IDF melakukan operasi yang tepat dan tepat sasaran terhadap Hamas di area tertentu di Rumah Sakit Shifa," kata pihak militer Israel dalam pernyataan yang dikutip oleh Alarabiya seperti yang dilansir dari Suara.com media partner afederasi.com.

Pihak Hamas, kelompok pejuang Palestina, menuntut tanggung jawab penuh atas serangan tentara Israel terhadap Rumah Sakit Al Shifa. Mereka menilai bahwa Israel dan Presiden AS Biden harus bertanggung jawab atas tindakan tentara pendudukan yang dianggap sebagai otak dari penyerangan terhadap rumah sakit terbesar di Gaza.

Penyerangan tersebut, menurut Hamas, juga dipicu oleh pernyataan intelijen AS pada Selasa, yang dianggap sebagai 'lampu hijau' bagi Militer Israel.

Pernyataan intelijen AS mendukung kesimpulan Israel mengenai aktivitas militan di Rumah Sakit Al Shifa, memberikan alasan bagi Militer Israel untuk melancarkan serangan tersebut. Meski demikian, Pemerintah AS belum memberikan komentar terkait serangan tersebut, sementara PBB memperkirakan ada 2.300 orang yang mengungsi di rumah sakit tersebut.

Saksi mata melaporkan situasi mengerikan di Rumah Sakit Al Shifa setelah serangan Israel. Dalam kondisi darurat, penanganan dilakukan di luar prosedur medis standar, dengan keluarga yang tinggal di koridor dengan sedikit makanan dan air. Bau busuk mayat yang memenuhi udara, jenazah berserakan di rumah sakit, dan kekurangan listrik memperparah situasi.

"Ada jenazah berserakan di kompleks rumah sakit dan tidak ada lagi listrik di kamar mayat," kata Direktur RS Al Shifa Mohammad Abu Salmiya.

Akibat blokade Militer Israel, Rumah Sakit Al Shifa terpaksa melakukan pemakaman massal untuk jenazah yang meninggal. Presiden AS Joe Biden sebelumnya telah mendesak Israel untuk tidak mengganggu aktivitas medis di rumah sakit tersebut, namun seruan tersebut tidak diindahkan oleh Israel. Mereka berdalih bahwa fasilitas tersebut digunakan oleh Hamas untuk kepentingan militer.(mg-2/mhd)

What's Your Reaction?

like

dislike

love

funny

angry

sad

wow