SBY Ajak Bangsa Indonesia Lepas dari Belenggu Mitos Orde Baru

Presiden ke-6 Republik Indonesia, Susilo Bambang Yudhoyono (SBY), mengajak masyarakat Indonesia untuk tidak terperangkap dalam mitos-mitos negatif yang telah beredar dan melekat dalam budaya masyarakat.

25 Aug 2023 - 11:35
SBY Ajak Bangsa Indonesia Lepas dari Belenggu Mitos Orde Baru
Presiden ke-6 RI Susilo Bambang Yudhoyono atau SBY saat memberikan pidato kebudayaan di Teater Wahyu Sihombing, Taman Ismail Marzuki, Jakarta Pusat, Kamis (24/8) malam. (Suara.com/Novian)

Jakarta, (afederasi.com) - Presiden ke-6 Republik Indonesia, Susilo Bambang Yudhoyono (SBY), mengajak masyarakat Indonesia untuk tidak terperangkap dalam mitos-mitos negatif yang telah beredar dan melekat dalam budaya masyarakat. Menurut SBY, mitos tersebut perlu dicabut dan dipatahkan, termasuk mitos yang berasal dari era Orde Baru.

Pada pidato kebudayaan di Teater Wahyu Sihombing, Taman Ismail Marzuki, Jakarta Pusat, SBY menjelaskan bahwa selama ini ada dua mitos yang lahir pada era Orde Baru dan terus berkembang. Mitos-mitos ini membuat masyarakat Indonesia merasa harus memilih di antara dua pilihan yang berlawanan dalam kehidupan bernegara.

"Ada dua mitos lain lagi, ini belum lama sebetulnya menghinggapi cara berpikir kita karena muncul pada masa Orde Baru, pada masa Soeharto. Ini tentang pembangunan," ujar SBY.

Mitos pertama adalah bahwa negara-negara berkembang, termasuk Indonesia, harus memilih antara kesejahteraan ekonomi atau demokrasi. Mitos kedua berkaitan dengan keamanan nasional, di mana masyarakat dihadapkan pada pilihan antara stabilitas keamanan atau kebebasan.

Namun, SBY menegaskan bahwa masyarakat Indonesia tidak perlu memilih salah satu dari dua pilihan tersebut. Ia memaparkan bahwa ekonomi yang tumbuh dan demokrasi yang berjalan dapat saling mendukung. Begitu juga dengan keseimbangan antara stabilitas keamanan dan kebebasan.

SBY mencontohkan pengalamannya saat menjadi Presiden, di mana Indonesia berhasil mengambil langkah maju di bidang ekonomi dan demokrasi secara bersamaan. Ia juga mengilustrasikan bahwa stabilitas keamanan dan kebebasan juga dapat diwujudkan bersama.

"Saya yakin, kalau ini, kita tidak harus memilih. Tidak," kata SBY.

Dalam konteks lain, SBY juga memaparkan beberapa mitos lain yang pernah muncul dalam sejarah Indonesia. Misalnya, pada tahun 1977, wartawan dan novelis senior Mochtar Lubis menggambarkan karakteristik manusia Indonesia dengan berbagai watak negatif. Pada tahun yang sama, sosiolog Syed Hussein Alatas juga menyampaikan pandangan negatif terkait karakter pribumi. SBY berpendapat bahwa mitos-mitos tersebut mungkin berlaku pada masa lalu, tetapi telah mengalami perubahan dan transformasi.

SBY menyimpulkan pidatonya dengan ajakan kepada masyarakat untuk mematahkan mitos-mitos negatif dan terus berupaya memperbaiki diri serta bangsa. Ia meyakini bahwa kesadaran akan perubahan dan upaya perbaikan akan membantu masyarakat menghadapi tantangan masa depan dengan lebih baik.

"Kiranya jangan kita terbelenggu oleh mitos, jangan kita dihantui lagi oleh mitos itu. Bebaskan, patahkan. Kita bisa hadirkan ekonomi dengan demokrasi, stabilitas keamanan nasional dengan kebebebasan, penghormatan negara kepada hak-hak asasi manusia. Itu pengamatan saya," ujar SBY. (mg-1/jae)

What's Your Reaction?

like

dislike

love

funny

angry

sad

wow