Ramai Isu Stunting, Apa Strategi Capres dan Cawapres?

Belakangan ini, isu stunting semakin meramaikan percakapan publik, terutama setelah Gibran Rakabuming Raka mengeluarkan pernyataan kontroversial mengenai asam folat untuk ibu hamil yang ia salah sebut sebagai asam sulfat.

08 Dec 2023 - 13:53
Ramai Isu Stunting, Apa Strategi Capres dan Cawapres?
Ilustrasi tiga Bacapres dan Bacawapres di Pilpres 2024. (Suara.com/Ema)

Jakarta, (afederasi.com) - Belakangan ini, isu stunting semakin meramaikan percakapan publik, terutama setelah Gibran Rakabuming Raka mengeluarkan pernyataan kontroversial mengenai asam folat untuk ibu hamil yang ia salah sebut sebagai asam sulfat.

Hal ini menjadi sorotan karena Gibran saat itu sedang gencar-gencarnya mengkampanyekan program pencegahan stunting, dengan fokus untuk mencapai Indonesia emas.

Menyikapi pentingnya isu stunting, Presiden Jokowi telah meluncurkan berbagai program untuk mencegah dan mengatasi masalah stunting yang menjadi perhatian serius di Indonesia.

Sebagaimana yang diungkapkan oleh UNICEF, stunting dapat disebabkan oleh kurangnya gizi pada anak dalam dua tahun pertama kehidupannya, kurangnya nutrisi pada ibu selama kehamilan, dan sanitasi yang buruk.

Saat ini, prevalensi stunting di Indonesia mencapai 21,6%, sementara target yang ingin dicapai pemerintah adalah 14% pada tahun 2024. Angka ini menunjukkan tingginya tantangan yang harus dihadapi dalam menanggulangi stunting di tanah air.

Dengan mendekati Pemilu 2024, isu stunting menjadi perhatian khalayak. Pertanyaannya kemudian adalah bagaimana strategi yang akan diterapkan oleh calon presiden dan calon wakil presiden untuk mengatasi masalah ini.

Menurut Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan, masalah stunting tidak dapat diselesaikan secara instan, karena akar permasalahan dimulai sejak calon ibu.

"Menangani stunting itu sebelum ibu hamil," tegas Anies seperti yang dilansir dari Suara.com media partner afederasi.com, sambil mengungkapkan program BAGIMU yang telah dijalankan di Jakarta, bertujuan memberikan gizi yang cukup dan stimulasi anak untuk menciptakan kebahagiaan.

Prabowo Subianto, dengan tekadnya untuk menekan angka stunting di bawah 10% jika terpilih sebagai Presiden, mengusung program makan siang gratis dan pembagian susu ke sekolah-sekolah. Program ini didanai oleh realokasi dana besar sebesar Rp400 triliun dari sektor bantuan sosial, pendidikan, hingga kesehatan.

Berbeda dengan paslon lain, Ganjar Pranowo dan Mahfud MD memiliki strategi unik untuk menekan angka stunting. Mereka akan melaksanakan program satu desa satu fasilitas kesehatan (faskes) dan satu tenaga kesehatan (nakes).

"Akses kesehatan yang mesti dibikin ya 1 desa, 1 puskesmas, dan 1 nakes atau dokter," tegas Ganjarvsebagai langkah pencegahan stunting mulai dari masa kehamilan.

Dengan adanya nakes atau dokter di setiap desa, diharapkan dapat terus melakukan pemantauan guna mewujudkan generasi Indonesia yang bebas dari stunting.(mg-3/jae)

What's Your Reaction?

like

dislike

love

funny

angry

sad

wow