Puluhan Ribu Ton Gula Menumpuk di Situbondo, Petani dan DPRD Jatim Siap Bersurat ke Presiden Prabowo

16 Aug 2025 - 14:07
Puluhan Ribu Ton Gula Menumpuk di Situbondo, Petani dan DPRD Jatim Siap Bersurat ke Presiden Prabowo
Anggota Komisi D DPRD Jawa Timur, Yoyok Mulyadi, di Balai Pertemuan (BP) Pabrik Gula Asembagus, Sabtu siang (16/8/2025). (mustofa/afederasi.com)

Situbondo, (afederasi.com) – Krisis tengah membayangi ratusan petani tebu di Situbondo. Puluhan ribu ton gula hasil produksi sejumlah pabrik gula di daerah ini sudah lebih dari satu setengah bulan tak kunjung laku terjual. Akibatnya, petani pun belum menerima pembayaran atas hasil jerih payah mereka.

Kondisi ini terungkap dalam pertemuan antara ratusan petani dengan Anggota Komisi D DPRD Jawa Timur, Yoyok Mulyadi, di Balai Pertemuan (BP) Pabrik Gula Asembagus, Sabtu siang (16/8/2025). Dalam forum tersebut, para petani menyampaikan keluhan sekaligus harapan agar wakil rakyat asal PKB itu membantu memperjuangkan nasib mereka ke pemerintah pusat.

“Meski hari ini ada agenda paripurna di DPRD Jatim, saya memilih hadir memenuhi undangan petani untuk berdiskusi mencari solusi. Bayangkan, gula di Situbondo saja sudah 10 ribu ton belum laku terjual,” ujar Yoyok yang akrab disapa Jih Yoyok.

Dari hasil diskusi, disepakati bahwa DPRD bersama petani akan mengirimkan surat resmi kepada Presiden Prabowo Subianto. Dalam surat itu, mereka meminta pemerintah pusat turun tangan menginstruksikan BUMN dan para pedagang untuk segera menyerap gula hasil produksi pabrik di Jawa Timur.

“Hari ini kami bersama petani sepakat bersurat kepada Presiden. Jika masalah ini tidak segera ditangani, dampaknya sangat serius. Gudang pabrik makin penuh, petani tidak dapat pembayaran, dan ekonomi mereka makin terpuruk,” imbuh mantan Wakil Bupati Situbondo periode 2014–2019 itu.

Sementara itu, Ketua Asosiasi Petani Tebu Rakyat (APTR) PG Asembagus, H. Anggi, mengungkapkan bahwa ada lebih dari 360 petani yang terdampak langsung. Ia menyebut, sebagian besar petani kini terpaksa berutang ke bank karena belum menerima pembayaran dari hasil tebu mereka.

“Sudah satu setengah bulan gula menumpuk di pabrik. Petani harus mencari dana talangan untuk kebutuhan sehari-hari. Ini sangat berat,” ucap Anggi dengan nada kesal.

Para petani bersama APTR dan anggota DPRD juga sempat meninjau gudang penyimpanan gula di PG Asembagus yang kini nyaris penuh. Jika pemerintah pusat tidak segera merespons, petani mengancam akan menggelar aksi damai sebagai bentuk protes.

“Kami sudah sepakat, bila tidak ada solusi, kami akan turun ke jalan menggelar aksi damai, bahkan bisa menutup jalur Pantura dengan truk tebu,” tegas Anggi.(mus/dn) 

What's Your Reaction?

like

dislike

love

funny

angry

sad

wow