Pemkab Tulungagung Perpanjang Penutupan Pasar Hewan untuk Cegah Lonjakan PMK

30 Jan 2025 - 17:01
Pemkab Tulungagung Perpanjang Penutupan Pasar Hewan untuk Cegah Lonjakan PMK
Penyemprotan Desinfektan di PHT, (ist)

Tulungagung, (afederasi.com)  Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Kabupaten Tulungagung memutuskan untuk memperpanjang penutupan Pasar Hewan Terpadu (PHT) guna mencegah penyebaran lebih luas. Sebagai upaya pengendalian Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) di Tulungagung

Kabid Kesehatan Hewan (Keswan) Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan (Disnakeswan) Tulungagung, drh. Tutus Sumaryani, mengungkapkan bahwa sesuai dengan Surat Edaran (SE) Bupati Tulungagung nomor 500.7.2.4/0029/34.03/2025, penutupan PHT yang semula dijadwalkan berakhir pada Sabtu (25/1/2025) kini diperpanjang hingga Kamis (9/2/2025).

"Sesuai SE terbaru dari Pj Bupati Tulungagung, penutupan PHT kembali diperpanjang selama dua pekan ke depan," ujar drh. Tutus Sumaryani, Kamis (30/1/2025).

Keputusan ini diambil lantaran beberapa kabupaten di sekitar Tulungagung masih berada dalam zona merah penyebaran PMK. Pemkab Tulungagung khawatir jika PHT kembali dibuka, maka akan meningkatkan risiko masuknya ternak dari daerah terdampak, yang bisa memicu lonjakan kasus PMK.

Saat ini, kondisi PMK di Tulungagung relatif terkendali dengan total kasus mencapai 123 ekor. Dari jumlah tersebut, 17 ekor masih dalam pengobatan, 10 ekor dipotong paksa, dan tiga ekor meninggal dunia, sementara sisanya telah dinyatakan sembuh setelah menjalani perawatan intensif.

“Beberapa daerah baru saja menerapkan penutupan pasar hewan. Jika PHT di Tulungagung dibuka lebih awal, dikhawatirkan pedagang ternak dari luar daerah akan berdatangan, yang berpotensi meningkatkan kasus PMK di Tulungagung. Mayoritas kasus PMK terjadi pada ternak yang baru didatangkan dari luar,” jelas Tutus.

Meski PHT masih ditutup, Pemkab Tulungagung telah mengizinkan kembali aktivitas pasar hewan kambing dan domba sejak Minggu (26/1/2025). Keputusan ini didasarkan pada belum adanya laporan kasus PMK yang menyerang kambing dan domba di wilayah tersebut.

Menurut Tutus, jika pun ada penularan PMK pada kambing dan domba, sifatnya cenderung sporadis dan lebih mudah dikendalikan. Kendati demikian, ia tetap mengimbau para peternak untuk tidak membeli ternak dari luar daerah, terutama dari wilayah yang masih memiliki tingkat penyebaran PMK tinggi.

“Sebisa mungkin peternak menghindari pembelian ternak dari luar Tulungagung, terutama dari daerah dengan tingkat kasus PMK yang masih tinggi,” pungkasnya.(riz/dn)

What's Your Reaction?

like

dislike

love

funny

angry

sad

wow