Ngrowo Screening : Pertumbuhan Ekosistem Film di Tulungagung, Pagelaran Film Mikro Sebagai Kunci

14 Sep 2024 - 11:36
Ngrowo Screening : Pertumbuhan Ekosistem Film di Tulungagung, Pagelaran Film Mikro Sebagai Kunci
Suasana Pemutaran Ngrowo Screening di SMK NU Tulungagung (sinemoto untuk afederasi.com)

Tulungagung, (Afederasi.com)  – Sebagai rangkaian Ngrowo Screening, Komunitas Film Sinemoto Tulungagung kembali adakan kegiatan pemutaran film keliling dengan mengambil tema “Kenduri Film Lokal” pada Jum’at (13/09/2024) di halaman SMK NU Tulungagung.

Sinemoto menggandeng beberapa komunitas film lokal dan berbagai organisasi kemahasiswaan. Suksesnya Sinemoto Tulungagung menggelar screening film dan membuat forum diskusi ditandai dengan puluhan orang memadati lokasi yang berada di perbatasan Kecamatan Boyolangu tersebut.

Kenduri Film Lokal tema Ngrowo Screening ke 4 menayangkan beberapa karya Film Lokal Tulungagung dan berbagai daerah di Indonesia. Diantaranya film berjudul Sinema Balck Magic dan Ghulam. Sinema Black Magic merupakan film yang mengangkat cerita tentang dua orang pembuat film yang selalu gagal memasarkan filmnya, mencoba mencari jalan kesuksesan melalui ilmu gaib yang ia terapkan dalam proses produksi film mereka selanjutnya.

Sedangkan film Ghulam bercerita tentang permasalahan pertunjukan film layar tancap yang meriah dan dihadiri banyak penonton tiba-tiba saja dikejutkan oleh sekumpulan Ormas yang datang untuk membubarkan acaranya.

Suasana semakin gayeng, diselangi diskusi dengan mendatangkan Yuriko Abi Pratama dari komunitas Kayun Film Yogyakarta dan M. Wulida Fidhdhuha seorang director berasal dari Tulungagung yang berkiprah di layar nasional hingga internasional.

Mas Yuriko Abi Pratama, dalam kesempatannya memaparkan tentang perkembangan ekosistem dari setiap daerah mempunyai masing - masing perbedaanya. Namun secara garis besar pembahasan tidak akan lepas dari aspek film untuk pendidikan, produksi, distribusi, apresiasi, eksibisi, dan pengarsipan.

Maka perlu diketahui, menurutnya, pertanyaan pembagian peran dan minat dari komunitas film di antara beberapa aspek tersebut penting apakah sudah dilakukan pada satu kota atau kabupaten. Salah satunya Komunitas Film Sinemoto yang mempunyai peran yang unik pada aspek eksibisi.

"Sinemoto mempunyai peran yang unik ketika bergerak di program exhibisi film dengan kreatifitasnya...., Karena ketika tadi mas Dhuha menyampaikan soal bahwa hadirnya program seperti ini mempertemukan film dan penontonnya. Karena ini energinya akan sangat besar sekali kebutuhannya ketika satu komunitas bergerak di seluruh ekosistem" paparnya.

Tantangan perkembangan zaman, ia menambahkan, pembentukan program pengembangan skill penting dilakukan sebagai bentuk kompetisi. Akan tetapi, pada dasarnya kompetisi tidak mengurangi maksud lain yakni dalam hal menjali komunikasi berjejaring. "kompetisinya di ranah ayo bagus bagusan produksi". jelasnya.

Selain itu, tantangan ego sektoral menurutnya, masih dapat menghambat pemajuan kebudayaan. Ego sektoral menjadi penghambat ketika suatu kegiatan melibatkan banyak pihak dengan tujuan spesifik. Tetapi, salah satu pihak merasa mempunyai otoritas lebih daripada kelompok lainnya.

"...semuanya punya kebudayaan masing masing, tapi merasa ego sektoral itulah yang sebenarnya di satu wilayah harus kita bareng bareng kita gerus". terangnya.

Mas Abi berpesan, membangun jejeraing dan memiliki ciri khas perlu dibangun sejak hari ini. Karena dunia komunitas perfilman memiliki banyak aspek. Persaingan bukan dari komunitas lain, tapi dari diri masing-masing, internal komunitas dan karya film terdahulu untuk membuat yang lebih baik. "Jadi jangan jadikan komunitas selain kita yaitu ancaman, tapi (mereka) adalah teman yang bagaimana membuat kita berjejaring dan tumbuh bersama" tuturnya.

Senada dengan itu, mas Dhuha juga menuturkan kepada komunitas perfilman untuk terus berkompetisi untuk menjaga ego masing-masing dalam memproduksi karya film lebih baik. Karena jika tidak ada yang memproduksi film lokal, menurutnya, tidak ada pula yang akan ditayangkan.

"Jangan sampai produksinya film berhenti karena nanti kalau filmnya berhenti enggak ada yang di screening. ya scrreeningnya film luar gitu" tuturnya.

Kegiatan Ngrowo Screening ke - 4 tersebut ditutup dengan film - film lokal berbagai genre pada sekitar pukul 23.00 WIB. (mrc).

What's Your Reaction?

like

dislike

love

funny

angry

sad

wow