Krisis Gaza: Eskalasi Kekerasan Memburuk, Penduduk Gaza Terkepung dalam Konflik

Lebih dari 2.000 orang tewas akibat serangan Hamas dan serangan balasan Israel terhadap Jalur Gaza, yang kini telah dikepung oleh kedua belah pihak.

12 Oct 2023 - 12:20
Krisis Gaza: Eskalasi Kekerasan Memburuk, Penduduk Gaza Terkepung dalam Konflik
Seorang paramedis menolong seorang perempuan korban serangan Israel di Jalur Gaza. (Foto: AFP)

Jakarta, (afederasi.com) - Lebih dari 2.000 orang tewas akibat serangan Hamas dan serangan balasan Israel terhadap Jalur Gaza, yang kini telah dikepung oleh kedua belah pihak. Peristiwa tragis ini telah menyorot kompleksitas konflik yang tengah terjadi di wilayah Gaza.

Dari Gaza, para milisi melintasi perbatasan dan masuk ke Israel, lalu ribuan roket Hamas diluncurkan sebagai respons terhadap situasi yang semakin genting. Namun, tindakan balasan Israel pun kini ditujukan ke Jalur Gaza, menambah eskalasi kekerasan di kawasan yang sempit ini.

Disitat dari BBC, Kamis (12/10/2023), Jalur Gaza adalah daerah yang terkurung, hanya membentang sepanjang 41 kilometer dan lebar 10 kilometer. Wilayah ini menjadi sorotan utama dunia setelah kelompok milisi Hamas melancarkan serangan intensif yang belum pernah terjadi sebelumnya terhadap Israel.

Gaza, yang berbatasan dengan Laut Mediterania, Israel, dan Mesir, menghuni sekitar 2,3 juta warga Palestina, menjadikannya salah satu wilayah paling padat penduduk di dunia, dengan tingkat kepadatan lebih dari 9.000 jiwa per kilometer persegi.

Lalu di Ibu Kota Indonesia, Jakarta, dengan luas mencapai 661,23 km persegi dan jumlah total penduduk 11,25 juta jiwa pada Juni 2022, memiliki kepadatan penduduk mencapai 17.013 jiwa per kilometer persegi, memperlihatkan perbandingan dramatis terkait tingkat kepadatan penduduk Gaza.

Sejak Gaza berada di bawah kendali kelompok Hamas pada 2007, Israel dan Mesir telah sepakat untuk menerapkan blokade yang membatasi pergerakan warga sipil Palestina, memperburuk kondisi kemanusiaan di Jalur Gaza. Zona pertahanan yang didirikan oleh Israel juga telah membatasi ruang gerak dan mengurangi lahan yang tersedia untuk pemukiman dan pertanian di Gaza.

Perekonomian Gaza berada di ambang kehancuran karena ekspor dan impor yang terbatas, menambah beban masyarakat yang tengah menghadapi kondisi yang sulit. Organisasi Bantuan dan Pekerjaan PBB untuk Pengungsi Palestina (OOPS) melaporkan tingkat kelaparan yang mengkhawatirkan di Gaza, melebihi 46%.

Sekitar 95% penduduk Gaza tidak memiliki akses air minum, dan pemadaman listrik yang terjadi setiap hari semakin memperparah situasi. Militer Israel bahkan telah memutus pasokan listrik, yang sebagian besar diperoleh Gaza dari Israel dan sebagian kecil dari Mesir, meningkatkan tingkat isolasi dan keputusasaan di antara warga Gaza.

Isolasi yang dihadapi warga Gaza telah memberi dampak serius terhadap kehidupan sehari-hari mereka, dan berbagai organisasi hak asasi manusia membandingkan kondisi di Gaza dengan "penjara terbuka". Delegasi PBB juga menyatakan bahwa kawasan itu "tidak layak huni" karena tekanan konflik yang terus meningkat.

Situasi di Gaza semakin dikhawatirkan akan memburuk akibat konflik yang kian intens dengan Israel, menuntut perlunya intervensi dan solusi yang adil untuk mengakhiri kekerasan yang telah melanda wilayah ini. (mg-2/jae)

What's Your Reaction?

like

dislike

love

funny

angry

sad

wow