Kolaborasi KWG-Dispendik Gresik "Ngobrol Asyik" Sekolah Ramah Anak

Kepala Dispendik Gresik, S. Hariyanto, menyampaikan bahwa pada Hari Aksara ini, pihaknya ingin terus menyebarkan literasi tentang Sekolah Ramah Anak kepada masyarakat.

25 Sep 2023 - 07:19
Kolaborasi KWG-Dispendik Gresik "Ngobrol Asyik" Sekolah Ramah Anak
Backdrop Dialog ngobrol asik Pendidikan Sekolah Ramah Anak. (Fahrudin/afederasi.com)

Gresik, (afederasi.com) - Dinas Pendidikan (Dispendik) Kabupaten Gresik, Jawa Timur, bekerja sama dengan Komunitas Wartawan Gresik (KWG), akan menyelenggarakan dialog publik bertema "Ngobrol Asyik" dalam rangka memperkuat literasi Sekolah Ramah Anak. Acara ini akan dibuka oleh Bupati Gresik, Fandi Akhmad Yani, di Gedung Masioa Indonesia (GNI) Kabupaten Gresik, Jawa Timur, pada tanggal 25 September 2023.

Dialog ini akan menghadirkan berbagai narasumber, antara lain Praktisi Pendidikan Isa Ansori, Budayawan M. Thoha, dan Ketua DPRD Gresik, M. Abdul Qodir. Selain berfokus pada dialog, kegiatan ini juga akan melibatkan para pemangku kepentingan pendidikan, kepala sekolah dari SD hingga SMP, serta media massa dalam sebuah deklarasi bersama untuk mendukung konsep Sekolah Ramah Anak.

Kepala Dispendik Gresik, S. Hariyanto, menyampaikan bahwa pada Hari Aksara ini, pihaknya ingin terus menyebarkan literasi tentang Sekolah Ramah Anak kepada masyarakat. Tujuan utamanya adalah untuk mengurangi tindakan kekerasan di lingkungan sekolah dan terus memajukan konsep Sekolah Ramah Anak.

Hariyanto menjelaskan bahwa dialog ini akan mengangkat berbagai permasalahan yang berkaitan dengan dunia pendidikan, terutama kasus-kasus kekerasan di sekolah. Harapannya, melalui dialog ini, masyarakat dapat lebih sadar dan teredukasi mengenai pentingnya konsep Sekolah Ramah Anak.

Ketua KWG, Miftahul Arif, menambahkan bahwa selain dialog pendidikan, kegiatan kolaborasi ini juga akan mencakup deklarasi komitmen bersama untuk melawan perundungan (bullying) dan tindakan kekerasan di sekolah. Media memiliki peran penting dalam memberikan literasi kepada masyarakat tentang arti pentingnya Sekolah Ramah Anak.

Miftahul mengungkapkan keprihatinannya terhadap kasus-kasus kekerasan di sekolah, termasuk kasus baru-baru ini di mana seorang siswa mengalami kebutaan akibat kekerasan yang pernah dialaminya. Media memiliki tanggung jawab untuk memberikan literasi kepada masyarakat mengenai Sekolah Ramah Anak dan pentingnya menghindari tindakan kekerasan di lingkungan pendidikan.

"Dialog ini adalah upaya kami untuk memberikan perhatian dan dukungan agar kasus seperti ini tidak terulang lagi, atau setidaknya bisa diminimalisir," tegas Miftahul Arif. (frd) 

What's Your Reaction?

like

dislike

love

funny

angry

sad

wow