Kemenkes RI Sebarkan Nyamuk Wolbachia untuk Cegah DBD di Tiga Kota Indonesia

Kementerian Kesehatan RI mengambil langkah proaktif dalam menangani penyebaran demam berdarah dengue (DBD) di Indonesia pada tahun 2023.

24 Nov 2023 - 13:23
Kemenkes RI Sebarkan Nyamuk Wolbachia untuk Cegah DBD di Tiga Kota Indonesia
Ilustrasi nyamuk. (Unsplash/Syed Ali)

Jakarta, (afederasi.com) - Kementerian Kesehatan RI mengambil langkah proaktif dalam menangani penyebaran demam berdarah dengue (DBD) di Indonesia pada tahun 2023. Program tersebut melibatkan penyebaran jentik nyamuk Wolbachia di tiga kota strategis, yakni Semarang (Jawa Tengah), Bontang (Kalimantan Timur), dan Kupang (NTT).

Menurut Menteri Kesehatan RI, Budi Gunadi Sadikin, program ini juga akan diperluas ke Bandung (Jawa Barat) dan Jakarta Barat (DKI Jakarta) pada tahun 2024.

"Program penyebaran jentik nyamuk ini merupakan program baru yang diterapkan dunia," kata Menteri Kesehatan RI, Budi Gunadi Sadikin seperti yang dilansir dari Suara.com media partner afederasi.com.

Nyamuk Aedes aegypti, pembawa virus DBD, menjadi pusat perhatian dalam program ini. Menurut keterangan Menteri Kesehatan, nyamuk ini dikawinkan dengan nyamuk yang diberikan bakteri Wolbachia. Tujuan utama adalah mengurangi kemampuan penyebaran virus DBD. Meskipun beberapa informasi hoaks berkeliaran, ada fakta yang menarik:

"Wolbachia telah terbukti menekan kasus DBD di Kota Yogyakarta," ungkap Kemenkes. Uji coba yang dilakukan sejak 2011 oleh World Mosquito Program (WMP) di Yogyakarta menunjukkan efektivitasnya. Kasus DBD berhasil ditekan hingga 77%, dan proposi dirawat di rumah sakit menurun sebesar 86%.

Selain itu, Wolbachia tidak hanya menekan kasus DBD, tetapi juga mampu melumpuhkan virus dengue dalam tubuh nyamuk Aedes aegypti. Informasi dari Kemenkes menunjukkan bahwa jika nyamuk jantan berwolbachia kawin dengan nyamuk betina, virus dengue pada nyamuk betina akan terblok.

"Wolbachia sudah teruji di 9 negara," jelas Kemenkes. Uji coba internasional telah dilakukan di Brasil, Australia, Vietnam, Fiji, Vanuatu, Meksiko, Kiribati, Kaledonia Baru, dan Sri Lanka, menunjukkan keberhasilan dalam mengendalikan penyebaran virus DBD.

Dalam klarifikasinya, Kemenkes menegaskan bahwa Wolbachia bukan hasil rekayasa genetika. Bakteri ini merupakan organisme alami yang ada pada beberapa jenis serangga. Wolbachia yang berada di tubuh nyamuk Aedes aegypti dapat mengurangi perkembangbiakan virus di dalam tubuh nyamuk.

"Nyamuk Aedes aegypti yang memiliki bakteri ini bukanlah hasil modifikasi genetik," tegas Kemenkes.

Program penyebaran jentik nyamuk Wolbachia ini menunjukkan komitmen pemerintah dalam mencari solusi inovatif untuk mengatasi masalah kesehatan masyarakat, khususnya dalam penanganan penyakit DBD.(mg-3/jae)

What's Your Reaction?

like

dislike

love

funny

angry

sad

wow