Jhi Lilur Siap Jadikan Situbondo sebagai Pusat Kerapu Dunia

05 Jan 2025 - 15:02
Jhi Lilur Siap Jadikan Situbondo sebagai Pusat Kerapu Dunia
Owner Balad Grup HRM. Khalilur R Abdullah Sahlawiy bertemu dengan pimpinan perusahaan swasta Nasional China (ist)

Situbondo, (afederasi.com) – Pemilik Balad Grup, HRM Khalilur R Abdullah Sahlawiy, atau yang akrab disapa Jhi Lilur, semakin agresif melebarkan sayap bisnisnya di sektor perikanan. Dalam pertemuannya dengan pimpinan perusahaan swasta nasional asal China yang mengimpor hasil laut Indonesia seperti ikan kerapu, teripang, dan lobster, Jhi Lilur memantapkan langkah besar untuk mengembangkan "Bandar Laut Dunia" melalui Balad Grup.

“Agenda ini membakar semangat saya untuk segera menjadi Raja Laut Indonesia. Perusahaan yang saya dirikan pada 2017 ini kini saatnya digerakkan secara masif bersama Balad Grup,” ungkapnya, Minggu (5/1/2025).

Ia juga mengakui bahwa bisnis teripang yang sempat mengalami kerugian besar pada 2018 kini telah menemukan arah yang menjanjikan. Optimisme ini didukung oleh rencana pengembangan tiga sektor utama di China: memperluas pasar lobster, membangun budidaya teripang, dan mengembangkan budidaya ikan kerapu tikus.

Sepulangnya dari China, Jhi Lilur merencanakan ekspansi budidaya perikanan secara besar-besaran. Lobster akan dibudidayakan di Gugusan Teluk Kangean, teripang di Maumere, Nusa Tenggara Timur, dan ikan kerapu di hamparan laut Gelung Panarukan, Situbondo.

“Saya akan membangun 100 set keramba, masing-masing berisi 50 unit keramba. Totalnya akan ada 5.000 unit keramba di laut Situbondo. Target saya, Situbondo menjadi Kabupaten Kerapu Indonesia dan pusat kerapu dunia,” ujarnya dengan penuh keyakinan.

Menurut Jhi Lilur, budidaya kerapu di Situbondo memiliki potensi besar meskipun saat ini masih dalam skala kecil. Kampung Kerapu yang telah lama eksis menjadi bukti bahwa bisnis ini telah berurat-akar di masyarakat lokal.

Rencana besar ini juga mencakup penetapan Shenzhen, Guandong, China, sebagai pasar utama ekspor kerapu dari Indonesia. Dalam lima tahun ke depan, Jhi Lilur menargetkan untuk membangun ratusan ribu keramba di laut Situbondo demi memenuhi permintaan pasar internasional.

“Saya baru menyadari bahwa harga 1 kilogram kerapu tikus lebih mahal daripada satu truk pasir Gunung Merapi. Ekspor besar-besaran ratusan ribu ton kerapu dari Situbondo ke Shenzhen akan menggerakkan ekonomi Indonesia,” tegasnya.

Dengan visi besar ini, Jhi Lilur berharap dapat membawa Situbondo ke panggung dunia sebagai pusat produksi dan ekspor kerapu, sekaligus memberikan kontribusi signifikan bagi perekonomian nasional. (vya/dn)

What's Your Reaction?

like

dislike

love

funny

angry

sad

wow