Jember Baru Butuh Gen Z Tangguh, Bukan Sekadar Cepat Mutungan

04 Oct 2025 - 18:48
Jember Baru Butuh Gen Z Tangguh, Bukan Sekadar Cepat Mutungan
Acara diskusi dan sarasehan Gen Z dengan Bakesbangpol sedang berlangsung. (Foto:Istimewa)

Jember, (afederasi.com) - Badan Kesatuan Bangsa dan Politik (Bakesbangpol) Kabupaten Jember menggelar diskusi dan sarasehan, Jumat (03/10/2025) malam.

Ratusan peserta dari berbagai etnis, agama, dan latar belakang hadir dalam Diskusi dan Sarasehan yang didominasi dari kalangan Gen Z. Kegiatan itu, diharapkan mampu menggali potensi sekaligus membahas tantangan generasi dalam membangun Jember Baru, Jember Maju.

Acara yang dipandu Kabid Politik Dalam Negeri (Poldagri) Bakesbangpol, Dwi Handarisasi menghadirkan narasumber dari berbagai bidang, mulai dari anggota TP3D (Tim Pengarah Percepatan Pembangunan Daerah) Jember Dima Akhyar, Anggota DPRD Komisi A Tabroni, hingga akademisi Universitas Muhammadiyah Jember Itok Wicaksono.

Dalam pembukaannya, Dwi Handarisasi menekankan pentingnya Gen Z sebagai motor perubahan sosial. Menurutnya, generasi ini harus diarahkan agar mampu menjadi pemimpin masa depan yang toleran dan inklusif.

“Tujuan dari sarasehan ini adalah membentuk leadership Gen Z sebagai agen perubahan. Mereka diharapkan mampu memberi kontribusi nyata untuk mewujudkan Jember Baru yang inklusif dan maju dalam bingkai NKRI,” ungkap Dwi.

Pandangan menarik datang dari Itok Wicaksono. Menurutnya, Gen Z punya kelebihan luar biasa dalam kecepatan berpikir dan menyelesaikan tugas, terutama bila diberi ruang untuk berekspresi. Namun, ada sisi lain yang juga perlu dicermati.

“Kekuatan Gen Z sangat dahsyat. Beri mereka kebebasan, mereka bisa cepat menyelesaikan tugas. Tapi kelemahan mereka juga jelas, mudah kecewa, gampang mutungan, dan tidak suka ditekan. Mereka lebih rapuh dibanding generasi sebelumnya,” terang Itok.

Hal senada juga disampaikan Dima Akhyar. Ia menyebut banyak pengusaha menghadapi kesulitan saat merekrut Gen Z. Kerap kali generasi ini tidak betah di perusahaan karena aturan yang dianggap membatasi kebebasan.

“Memang kecenderungan Gen Z tidak bisa ditekan. Banyak kasus mereka berhenti kerja lebih cepat, atau bahkan dikeluarkan, karena tidak cocok dengan aturan perusahaan. Ini menunjukkan pembentukan karakter Gen Z sangat penting,” ujarnya.

Dima juga menekankan perlunya instrumen konkret untuk memperkuat mental generasi muda, salah satunya melalui pengaktifan kembali Kader Bela Negara (KBN) sebagai wadah pembinaan.

Diskusi dan dialog malam itu berlangsung penuh tukar pikiran antara narasumber dan peserta. Gen Z dipandang bukan hanya sebagai kelompok usia muda, tetapi sebagai potensi strategis yang akan menentukan arah pembangunan daerah.

Sarasehan ini memberi sinyal bahwa kelebihan Gen Z harus dimaksimalkan, sementara kelemahannya perlu diimbangi dengan pembinaan karakter yang konsisten. Dengan begitu, Jember tidak hanya melahirkan generasi yang cerdas dan kreatif, tetapi juga tangguh dan siap membawa daerahnya menuju perubahan positif sesuai visi Jember baru Jember maju. (gung)

What's Your Reaction?

like

dislike

love

funny

angry

sad

wow