Instruksi Bupati Gatut Sunu Soal Harkitnas Picu Riak Politik

Surabaya, (afederasi.com) - Keputusan Bupati Gatut Sunu yang menunjuk Komandan Kodim 0807/Tulungagung sebagai inspektur upacara dalam peringatan Hari Kebangkitan Nasional (Harkitnas) ke-117 menuai reaksi keras dari sejumlah pihak. Ketidakhadiran sang bupati yang sedang bertugas di Jakarta menambah daftar pertanyaan soal dinamika internal kepemimpinan di Kabupaten Tulungagung.
Padahal secara protokoler, ketika kepala daerah berhalangan, seharusnya posisi inspektur upacara diisi oleh wakil kepala daerah. Namun dalam momen penting ini, Bupati Gatut Sunu justru menunjuk Dandim Letkol Kav Muhammad Nashir untuk memimpin jalannya upacara di halaman Pemkab Tulungagung, Selasa (20/5/2025).
Keputusan Bupati Gatut Sunu tersebut dianggap mencederai norma birokrasi oleh sejumlah tokoh politik, termasuk dari tubuh Partai Gerindra. Wakil Ketua Bidang Hukum dan Sengketa DPD Gerindra Jawa Timur, Abdul Malik, menyebut langkah itu sebagai bentuk non prosedur dan indikasi keretakan dalam hubungan pimpinan daerah.
Menurut Abdul Malik, Bupati Gatut Sunu seharusnya memberikan kepercayaan kepada Wakil Bupati Ahmad Baharudin yang merupakan kader resmi Gerindra. Ia menilai, keputusan tersebut menunjukkan ketidakpedulian terhadap etika pemerintahan dan melemahkan kepercayaan publik terhadap institusi.
Abdul Malik bahkan menyebut keputusanya itu bukan sekadar salah langkah administratif, melainkan cermin dari konflik kepentingan yang selama ini tersembunyi di balik layar kepemimpinan daerah.
Di sisi lain, pihak Pemkab melalui Kabag Protokol dan Komunikasi Pimpinan,Yulius menegaskan bahwa penunjukan Dandim sebagai inspektur merupakan instruksi langsung dari Bupati Gatut Sunu dan telah sesuai petunjuk teknis dari Kementerian Dalam Negeri. Namun klarifikasi tersebut dinilai tidak cukup untuk meredam gelombang spekulasi yang berkembang di publik.
Tak sedikit masyarakat yang mempertanyakan motif sebenarnya di balik keputusan Bupati Gatut Sunu. Warganet dan tokoh masyarakat Tulungagung ramai membahas isu ini sebagai simbol dari lemahnya sinergi antar pimpinan yang seharusnya saling menopang, bukan saling meniadakan.
Menanggapi situasi ini, Malik menegaskan bahwa pihaknya telah berkomunikasi dengan Ketua DPD dan DPP Partai Gerindra, serta mendesak Kemendagri untuk memanggil Bupati Gatut Sunu guna meminta klarifikasi resmi. “Kami ingin tahu apa yang sebenarnya terjadi. Kepentingan rakyat tidak boleh dikorbankan oleh konflik internal,” ujarnya.
Sementara itu, Wakil Bupati Ahmad Baharudin tetap menunjukkan sikap tenang meski terkesan dikesampingkan dalam acara yang semestinya menjadi panggung bersama. Ia menegaskan bahwa semangat Harkitnas adalah soal kebangkitan kolektif, sesuatu yang seharusnya juga dihayati oleh Bupati Gatut Sunu dalam memimpin kabupaten ini.
Di tengah kericuhan yang terjadi, masyarakat berharap Bupati Gatut Sunu segera memberikan pernyataan terbuka demi menjernihkan polemik. Rekonsiliasi antara bupati dan wakilnya menjadi penting untuk menjaga stabilitas pemerintahan dan pelayanan publik di Tulungagung.
Dengan tema “Bangkit Bersama, Wujudkan Indonesia Kuat”, Harkitnas tahun ini seharusnya menjadi refleksi mendalam bagi semua pemimpin daerah, termasuk Bupati Gatut Sunu, untuk menempatkan sinergi dan kepentingan rakyat di atas segala dinamika politik internal. (al)
Dandim 0807 Pesan Kebangkitan Bergema di Tulungagung
Sosok Dandim 0807, Letkol Kav Muhammad Nashir, tampil sebagai inspektur upacara dalam peringatan Hari Kebangkitan Nasional (Harkitnas) ke-117 yang digelar di halaman Kantor Bupati Tulungagung, Selasa (20/5/2025). Momentum itu menjadi sorotan tak hanya karena pelibatan unsur militer, tetapi juga karena pesan kuat yang dibawanya tentang pentingnya kebangkitan dari segala lini.
Kehadiran Dandim 0807 di tengah barisan Forkopimda dan para pelajar menjadi penanda bahwa semangat kebangsaan tidak hanya menjadi tanggung jawab sipil, tetapi juga militer. Dalam sambutan yang dibacakan oleh dirinya, tema Harkitnas tahun ini, “Bangkit Bersama Wujudkan Indonesia Kuat”, dikupas sebagai seruan kolektif untuk pulih dari tantangan multidimensi.
Sebagai pemimpin upacara, Dandim 0807 membawakan amanat Kementerian Komunikasi dan Informatika yang menekankan peran masyarakat dalam membangkitkan perekonomian, pendidikan, serta nilai-nilai persatuan pascapandemi. Upacara berlangsung khidmat, dengan seluruh peserta menyimak pesan tersebut dalam suasana yang penuh keheningan.
Upaya Dandim 0807 membumikan semangat kebangkitan tampak pula dari penekanannya pada pentingnya inovasi daerah. Ia menyampaikan bahwa semangat gotong royong harus terus dikembangkan oleh masyarakat Tulungagung agar mampu mandiri dalam menghadapi persaingan global dan tantangan lokal.
Wakil Bupati Tulungagung, Ahmad Baharudin, yang turut hadir mendampingi Dandim 0807, menambahkan bahwa tema Harkitnas kali ini sejalan dengan agenda strategis daerah. Ia menyebutkan bahwa kemandirian dan kolaborasi antar elemen masyarakat menjadi kunci mewujudkan kesejahteraan yang berkelanjutan.
Melalui peran simbolis Dandim 0807 sebagai pemimpin upacara, Pemerintah Kabupaten Tulungagung juga ingin mempertegas posisi TNI sebagai mitra strategis dalam pembangunan. Kesatuan langkah antara institusi sipil dan militer, menurut Baharudin, adalah bentuk konkret dari semangat “Bangkit Bersama”.
Peringatan yang dipimpin oleh Dandim 0807 ini juga menggarisbawahi pentingnya melestarikan semangat perjuangan para pendahulu. Di sela-sela acara, jajaran Forkopimda bersama para veteran mengambil momen untuk foto bersama—simbol kesinambungan antara generasi pejuang dan generasi penerus.
Keterlibatan aktif Dandim 0807 di acara sipil ini mencerminkan paradigma baru hubungan antara institusi militer dan masyarakat. Ia menjadi representasi dari komitmen bersama untuk menjadikan peringatan Harkitnas bukan sekadar seremoni, melainkan refleksi mendalam atas arah masa depan bangsa.
Dengan ditutupnya upacara oleh Dandim 0807, gema kebangkitan menggema di seantero Tulungagung. Semangat kolektif itu diharapkan bisa menjadi bahan bakar bagi gerakan bersama mewujudkan Kabupaten Tulungagung yang lebih inovatif, tangguh, dan mandiri. (al/red)
What's Your Reaction?






