Hyang Argopuro Festival Hidupkan Kembali Harmoni Leluhur Jember

20 Sep 2025 - 20:27
Hyang Argopuro Festival Hidupkan Kembali Harmoni Leluhur Jember
Nampak meriahnya Hyang Argopuro Festival di Kabupaten Jember. (Diskominfo for afederasi.com)

Jamber, (afederasi.com) - Hyang Argopuro Festival kembali menggema di kaki pegunungan Argopuro, menghadirkan pesona budaya yang menautkan masa lalu dan masa depan. Selama tiga hari, (12–14/9/2025), Desa Wisata Adat Arjasa menjadi pusat perhatian ribuan pengunjung yang datang menyaksikan perayaan tradisi bertajuk “Mawar, Kenongo, Kanthil: Filosofi dalam Harmoni Budaya.” Acara ini bukan sekadar pesta rakyat, tetapi juga refleksi spiritual yang menegaskan bahwa warisan budaya Jember terus hidup dalam denyut keseharian warganya.

Dalam balutan tema yang sarat makna, Hyang Argopuro Festival menafsirkan filosofi tiga bunga suci — mawar, kenongo, dan kanthil — sebagai lambang cinta, kesucian, dan keabadian. Nilai-nilai tersebut dihidupkan melalui beragam pertunjukan seni, lomba tari, permainan tradisional, serta bazar kuliner khas Jember yang menyatukan warga dan wisatawan dalam suasana guyub. Festival ini menjadi ruang perjumpaan antara tradisi dan kreativitas, antara sakralitas dan keceriaan.

Sejak hari pertama, Hyang Argopuro Festival menampilkan wajah Jember yang penuh warna. Sorak anak-anak di lomba permainan tradisional berpadu dengan denting gamelan dari panggung utama. Hari kedua dipenuhi aroma kuliner lokal, sementara UMKM menata produk unggulan di stan-stan sederhana namun hidup. Pada hari terakhir, puncak prosesi sakral Mendhak Tirta Manggala Hyang mengguncang batin penonton: ratusan warga mengiringi pengambilan air suci dari mata air lereng Argopuro — ritual yang dipercaya membawa berkah dan keseimbangan alam.

Kehadiran Hyang Argopuro Festival bukan sekadar upacara budaya, melainkan manifestasi dari hubungan spiritual masyarakat Jember dengan tanah leluhurnya. Di lapangan Desa Arjasa, teater rakyat, musik etnik, dan tari kolosal berpadu membentuk narasi visual yang menegaskan identitas lokal. Panggung sederhana itu berubah menjadi cermin jiwa masyarakat yang menjaga keselarasan antara manusia, alam, dan Sang Pencipta.

Secara ekonomi, Hyang Argopuro Festival juga menjadi penggerak baru bagi warga sekitar. Kolaborasi Dinas Pariwisata dan Kebudayaan dengan berbagai lembaga pemerintahan menciptakan efek berganda: dari promosi produk lokal hingga tumbuhnya ekonomi kreatif berbasis desa wisata. Ratusan pelaku UMKM memperoleh ruang untuk memasarkan kerajinan, makanan, dan karya seni yang menjadi bagian dari denyut ekonomi Jember.

Dalam sambutannya, Bupati Jember Muhammad Fawait menegaskan Hyang Argopuro Festival adalah wujud nyata sinergi budaya dan pembangunan. Ia menilai, pelestarian tradisi seperti ini bukan nostalgia, melainkan fondasi masa depan. Bupati juga membuka peluang integrasi antara Hyang Argopuro Festival dan Jember Fashion Carnaval sebagai dua ikon budaya yang mampu mengangkat nama Jember di kancah nasional.

Dengan berakhirnya Hyang Argopuro Festival, Jember menorehkan catatan baru dalam peta kebudayaan Jawa Timur. Dari filosofi bunga hingga ritus Mendhak Tirta, festival ini menyatukan nilai-nilai spiritual dan sosial dalam satu tarikan napas. Lebih dari sekadar perayaan, Hyang Argopuro Festival adalah cermin dari semangat masyarakat Jember yang menolak lupa — menjaga akar tradisi sambil menatap masa depan dengan bangga dan penuh harapan. (gung)

What's Your Reaction?

like

dislike

love

funny

angry

sad

wow