Harga Tembakau Anjlok, Anggota DPRD Jombang Minta DBHCHT Tepat Sasaran

08 Oct 2025 - 15:10
Harga Tembakau Anjlok,  Anggota DPRD Jombang Minta DBHCHT Tepat Sasaran
Anggota DPRD Jombang, Ama Siswanto dari Fraksi PDIP Dapil V Jombang. (Foto:Ama Siswanto for afederasi.com)

Jombang, (afederasi.com) – Petani tembakau, khususnya di kawasan Utara Brantas, Jombang, menghadapi ujian berat pada musim panen 2025. Harga jual tembakau yang merosot tajam menjadi keluhan utama, disusul dampak anomali cuaca yang merusak kualitas hasil panen.


Menanggapi situasi ini, Anggota DPRD Jombang, Ama Siswanto dari Fraksi PDIP Dapil V Jombang, menyatakan keprihatinan serius. Ia mengungkapkan, tembakau yang selama ini menjadi tanaman andalan petani justru menjadi sumber keterpurukan di tahun ini.


"Saya sangat prihatin dengan harga tembakau yang cenderung merosot tajam. Anomali cuaca telah menyebabkan kerusakan parah pada kualitas tembakau petani Utara Brantas yang tentunya sangat erat kaitannya dengan harga tembakau di musim panen ini," ujar Ama Siswanto, saat dihubungi ,Rabu 08/10/2025). 


Di tengah situasi sulit ini, Ama Siswanto mendesak pemerintah untuk memastikan distribusi Dana Bagi Hasil Cukai Hasil Tembakau (DBHCHT) tepat sasaran. Ia menegaskan bahwa dana tersebut harus menjadi prioritas untuk mendongkrak kesejahteraan petani.


"Dana tersebut harusnya diprioritaskan secara maksimal untuk mendukung kesejahteraan petani, yang dampaknya juga harus dirasakan langsung oleh petani tembakau," tegasnya.


Legislator dari PDI Perjuangan ini juga menyoroti keputusan pemerintah pusat yang tidak menaikkan cukai pada tahun 2026. Menurutnya, langkah ini merupakan kebijakan strategis di tengah kondisi industri hasil tembakau yang masih terpuruk.


"Keputusan pemerintah pusat untuk tidak menaikkan cukai di tahun 2026 merupakan langkah strategis. Kita berharap kebijakan tersebut bisa menjaga stabilitas harga dan mendorong pertumbuhan ekonomi lokal," jelas Ama.


Namun, ia mengingatkan pentingnya keseimbangan dalam setiap regulasi. Pemerintah diminta tidak hanya mengejar penerimaan negara, tetapi juga harus mempertimbangkan kelangsungan hidup para petani tembakau sebagai pelaku utama.


"Kami tidak menolak regulasi, tapi kami minta ada keseimbangan antara penerimaan negara dan kelangsungan hidup petani. Jangan sampai cukai justru mematikan sumber ekonomi daerah," tandas Ama Siswanto.


Tekanan dari anomali cuaca dan harga yang rendah ini mengancam mata pencaharian ribuan petani tembakau di Jombang. Keberpihakan pemerintah melalui distribusi DBHCHT yang tepat sasaran dan kebijakan cukai yang bijak dinanti sebagai solusi konkret untuk meredakan gejolak yang terjadi. (san)

What's Your Reaction?

like

dislike

love

funny

angry

sad

wow