Gedung DPRD Gresik 'Disulap' Jadi Rumah Budaya Tampilkan Puluhan Lukisan Karya Perupa Lokal

14 May 2025 - 22:16
Gedung DPRD Gresik 'Disulap' Jadi Rumah Budaya Tampilkan Puluhan Lukisan Karya Perupa Lokal
Kris Adji AW pembina sanggar Lentera melihat karya perupa Gresik dalam pameran Seni Rupa Lentera bersinar lagi di ruang tengah kantor DPRD Gresik. (Fahrudin/afederasi.com) 

Gresik, (afederasi.com) - Puluhan lukisan karya seniman lokal Gresik dipajang ramai memenuhi  ruang tengah Gedung DPRD Kabupaten Gresik, Jawa Timur yang disulap menjadi rumah budaya. 

Hal ini merupakan terobosan inovatif DPRD Gresik menjadikan gedung wakil rakyat tidak hanya sebagai pusat kegiatan politik namun juga menjadi ruang terbuka bagi masyarakat.

Kegiatan yang dikemas dalam Pameran Seni Rupa bertajuk Lentera Bersinar Lagi merupakan kolaborasi DPRD Gresik dengan komunitas seni Sanggar Lentera guna memperluas ruang publik dan akan berlangsung pada 14 - 16 Mei 2025.

Sebanyak 25 karya lukisan dari 10 perupa lokal dipamerkan di gedung utama yang berlokasi di Jalan KH Wachid Hasyim Gresik. Kegiatan ini  dibuka langsung oleh Ketua DPRD Gresik, Muhammad Syahrul Munir, pada Rabu (14/5/2025).

Ketua DPRD Gresik, M. Syahrul Munir menyampaikan apresiasi kegiatan kolaborasi legislatif dengan para seniman lokal Gresik, yang turut serta aktif dalam membangun ekosistem kebudayaan di Gresik.

“Gedung DPRD sebagai rumah rakyat harus menjadi ruang ekspresi dan dialog bagi semua elemen masyarakat. Kami membuka pintu selebar-lebarnya bagi para seniman untuk berkarya di sini,” ujar Syahrul.

Syahrul dalam kesempatan ini juga menekankan pentingnya implementasi Peraturan Daerah Nomor 9 Tahun 2019 tentang Pemajuan Kebudayaan Daerah. Perda ini, sebut Syahrul, merupakan payung hukum yang kuat untuk melindungi kerja kreatif para seniman.

Kegiatan di gedung rakyat ini, imbuh Syahrul, menjadi bentuk keterbukaan DPRD Gresik dalam mendukung pengembangan kesenian dan kebudayaan lokal secara inklusif dan berkelanjutan. 

"Kami juga mengajak seluruh elemen masyarakat, khususnya komunitas budaya, untuk terus mengawal dan memberi masukan terhadap kebijakan daerah,” tandas Syahrul.

Pembina Sanggar Lentera, Kris Adji AW, mengatakan bahwa dipilihnya gedung wakil rakyat sebagai lokasi pameran memiliki makna tersendiri bagi perupa lokal Gresik. 

Menurut Kris Adji AW, memang sudah seharusnya gedung milik rakyat tersebut tidak hanya digunakan untuk urusan politik semata, tapi juga menjadi penjaga nilai-nilai kebudayaan.

“Kami ingin mengingatkan bahwa para wakil rakyat punya tanggung jawab lain yakni melestarikan karya kreator sebagai penanda kebudayaan dan peradaban,” ungkap Kris Adji.

Sanggar Lentera sendiri merupakan komunitas perupa yang lahir di Gresik pada tahun 1980 dan aktif hingga 1994. Setelah vakum lebih dari tiga dekade, tahun ini mereka kembali menyapa publik seni rupa melalui pameran tersebut.

Para pelukis yang terlibat antara lain: Kris Adji AW, M Syarifuddin, Achmad Feri, M Mas’udi Khoiri, Yayak Achmad Hidayat, Achmad Safi’i, Didik S Hadi, Erfi Sulistyanto, Achmad Husaeni, dan Riyanto.

“Kami ingin menjadikan Gedung DPRD ini sebagai ruang terbuka bagi rakyat. Bukan hanya rumah politik, tapi juga rumah budaya,” harap Kris Adji.

Selain sebagai ruang seni, sambung Kris Adji, gedung DPRD Gresik juga memiliki nilai historis yang tinggi. Dibangun pada abad ke-19, gedung ini pernah difungsikan sebagai markas Belanda, markas Jepang, hingga kantor Kodim, sebelum akhirnya menjadi gedung legislatif daerah.

Sementara Ketua Dewan Kebudayaan Gresik, Irfan Akbar Prawiro, pameran seni rupa ini menjadi momen bangkitnya panggung seni lokal sekaligus pertanda baik kembalinya komunitas seni Sanggar Lentera dalam lanskap seni rupa Gresik setelah 31 tahun vakum.

“Setelah 31 tahun menghilang. Para pelukis yang tidak lagi muda ini kembali pulang keakarnya di tengah maraknya agenda seni rupa Gresik," tandas Irfan.(frd)

What's Your Reaction?

like

dislike

love

funny

angry

sad

wow