Dinkes Beri Teguran Dua Pedagang di CFD Tulungagung yang Menjual Latiao
Tulungagung, (afederasi.com) – Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Tulungagung menemukan dua pedagang menjual produk makanan olahan Latiao, dalam kegiatan pengawasan dan edukasi pangan di acara Sunday Morning Car Free Day (CFD) Tulungagung, Minggu (17/11/2024).
Dimana produk ini tengah diawasi ketat oleh Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) setelah diduga menjadi penyebab keracunan pangan dalam kejadian luar biasa (KLB).
Plt. Kepala Dinas Kesehatan Tulungagung, Anna Sapti Saripah, menjelaskan bahwa tim Dinkes segera memberikan edukasi kepada kedua pedagang tersebut. “Kami meminta mereka untuk menghentikan penjualan sementara dan mengembalikan produk Latiao ke distributor sampai ada pengumuman resmi dari BPOM terkait keamanan produk ini,” ujarnya.
Kegiatan yang berlangsung mulai pukul 06.15 WIB ini tidak hanya menemukan penjualan produk bermasalah, tetapi juga mengedukasi 109 pedagang dari total sekitar 602 pedagang yang membuka lapak di CFD.
Para pedagang mendapatkan sosialisasi terkait lima kunci keamanan pangan meliputi menjaga kebersihan, memisahkan pangan mentah dan matang, memasak dengan benar, menjaga suhu pangan, serta menggunakan bahan baku dan air yang aman.
“Kegiatan ini rutin kami lakukan setiap enam bulan sekali untuk memastikan pangan yang beredar aman dan layak konsumsi. Fokus kami adalah melindungi masyarakat dari risiko keracunan pangan,” tambah Anna.
Dinkes juga menggandeng HAKLI (Himpunan Ahli Kesehatan Lingkungan) Tulungagung dalam kegiatan ini, dengan dukungan dari Dinas Koperasi dan UMKM, Dinas Perhubungan, serta Satpol PP.
Pedagang yang telah diedukasi diberikan stiker pembinaan sebagai tanda keikutsertaan dalam program pengawasan. Anna menekankan pentingnya kolaborasi lintas sektor dalam menjaga keamanan pangan.
“Keamanan pangan adalah tanggung jawab bersama. Kami tidak hanya memberikan pembinaan, tetapi juga pengawasan yang menyeluruh. Ini adalah upaya untuk memastikan pedagang memahami pentingnya menyediakan makanan yang aman, bergizi, dan bermutu,” jelasnya.
Dinkes berharap langkah ini dapat menjadi contoh bagi wilayah lain dalam meningkatkan kesadaran dan tanggung jawab masyarakat terkait pangan. Ke depan, mereka berkomitmen untuk terus mengawasi peredaran makanan olahan dan siap saji guna meminimalkan risiko penyebaran penyakit melalui pangan.(dn)
What's Your Reaction?