Dari Dapur ke Kebun Jeruk: Perjalanan Lilik Eko Wijayanti dari Banyuwangi Menjadi Inspirasi Usaha

Banyuwangi, (afederasi.com) – Di sudut Desa Bulurejo, Kecamatan Purwoharjo, Banyuwangi, sosok sederhana bernama Lilik Eko Wijayanti kini menjadi simbol semangat wirausaha yang membumi. Perempuan yang dulu hanya dikenal sebagai ibu rumah tangga ini, kini menjelma menjadi motor penggerak ekonomi keluarga bahkan desa.
Bersama sang suami, Segeriyanto, Lilik membangun usaha dagang jeruk sejak 2019. Bermula dari keprihatinan melihat hasil panen jeruk petani yang melimpah namun sulit dipasarkan, ia nekat memulai usaha kecil-kecilan dengan satu tekad: menjadi solusi bagi petani sekaligus memperbaiki ekonomi keluarganya.
“Awalnya saya tidak tahu apa-apa soal usaha. Tapi setelah ikut pemberdayaan dari BTPN Syariah, saya mulai belajar. Dari situ saya dan suami memberanikan diri untuk menampung dan menjual jeruk hasil panen warga,” ujar Lilik, mengenang langkah awal perjuangannya, Senin (16/6/2025).
Tak hanya modal semangat, Lilik juga mendapatkan pendampingan intensif dari BTPN Syariah. Melalui program berbasis nilai Berani berusaha, Disiplin, Kerja keras, dan Saling bantu (BDKS), ia memperoleh pelatihan usaha, pembiayaan mikro, hingga edukasi keuangan.
Program tersebut membuka mata Lilik bahwa usaha bukan sekadar mencari untung, tetapi juga tentang tumbuh bersama. Ia pun aktif mengikuti forum “kumpulan” pertemuan rutin dua pekanan yang menjadi ruang belajar dan berbagi bagi para perempuan tangguh.
“Kumpulan bukan sekadar tempat mencicil, tapi tempat belajar membangun karakter unggul. Kami ingin warga tidak hanya berani usaha, tapi juga mandiri secara berkelanjutan,” jelas Joko Ibnu Susanto, Kepala Pembiayaan Area Banyuwangi BTPN Syariah.
Dampak dari kehadiran program ini pun dirasakan langsung oleh masyarakat dan pemerintah setempat. Camat Purwoharjo, Ahmad Subhan, mengapresiasi pendekatan holistik yang diterapkan BTPN Syariah dalam menyasar segmen ultra mikro.
“Bukan hanya memberi pinjaman, tapi juga pendampingan. Ini yang membedakan dengan praktik pinjol ilegal yang marak,” katanya.
Senada, Kepala Desa Bulurejo, Widarto, menekankan pentingnya kehadiran lembaga pembiayaan resmi yang diawasi OJK. Ia berharap, kisah sukses Lilik bisa menjadi inspirasi dan menular ke warga lainnya.
“Program seperti ini harus terus didorong. Supaya muncul Lilik-Lilik lainnya di desa ini perempuan yang berdaya, mandiri, dan mengangkat lingkungan sekitarnya,” pungkas Widarto.
Kini, jeruk-jeruk segar dari kebun petani di Bulurejo tak lagi membusuk di pohon. Mereka menemukan jalannya ke pasar-pasar lokal, bahkan luar daerah, berkat tangan dingin seorang emak-emak yang tak takut bermimpi besar.(ron/dn)
What's Your Reaction?






