Blitar Mantapkan Diri sebagai Penjaga Api Bung Karno

20 Jun 2025 - 16:01
Blitar Mantapkan Diri sebagai Penjaga Api Bung Karno
Wali Kota Blitar berasma para pejabat ketika ziara di makam Bung Karno Blitar. (Anang/afederasi.com) 

Blitar, (afederasi.com) - Ribuan peserta dari berbagai daerah memadati kompleks makam sang Proklamator, mengikuti Upacara Ziarah Kebangsaan dalam rangka Haul ke-55 Bung Karno. Di antara karpet merah dan tenda-tenda putih yang disiapkan, hadir sosok yang menjadi penggerak utama acara ini: Wali Kota Blitar Syauqul Muhibbin, atau akrab disapa Mas Ibin.

Dengan khidmat, Mas Ibin memimpin jalannya ziarah yang menjadi puncak peringatan Bulan Bung Karno. Ia tak hanya tampil sebagai pemimpin upacara, tetapi juga sebagai penjaga makna—membumikan kembali nilai-nilai perjuangan Bung Karno di tengah masyarakat yang haus arah dan teladan.

 “Ini bukan peringatan rutin! Kita mengajak seluruh elemen bangsa merenungkan kembali arah perjalanan negara dan meneguhkan komitmen pada nilai-nilai perjuangan Bung Karno. Sebagai warga bangsa, kita berhutang besar pada pendiri negara ini,” ujar Mas Ibin dalam pidatonya yang disambut tepuk tangan peserta.

Hadir pula dalam upacara ini tokoh-tokoh nasional yang memperkuat nilai ideologis sekaligus spiritual acara. Menteri Agama RI Nasaruddin Umar menyampaikan tausiah kebangsaan, menyoroti pemikiran Bung Karno yang mampu menjembatani Islam tradisional dan modern sekaligus menjadi simbol kemandirian nasional.

“Bung Karno mengajarkan kita untuk tak bergantung pada siapa pun. Pelajaran tentang kemandirian dan kepercayaan diri beliau sangat relevan hingga hari ini,” kata Menag Nasaruddin.

Sementara itu, Said Abdullah, mewakili Megawati Soekarnoputri, membacakan pesan yang berisi ajakan untuk terus melanjutkan perjuangan ideologis Bung Karno di tengah dinamika kebangsaan masa kini.

Romy Soekarno, cucu Bung Karno, juga hadir mewakili keluarga besar, mempertegas bahwa Blitar masih dan akan terus menjadi rumah ideologis sang Proklamator.

Acara dimulai dengan pembacaan tahlil bersama di pusara Bung Karno, dilanjutkan tabur bunga sebagai bentuk penghormatan. Ribuan warga duduk berjajar di pelataran, menyatu dalam keheningan yang penuh penghormatan. Upacara ini bukan sekadar formalitas, tetapi ritual kolektif yang menghubungkan generasi kini dengan cita-cita besar para pendiri bangsa.

Mas Ibin turun langsung ke lapangan, memastikan seluruh rangkaian berjalan lancar—mulai dari pengaturan logistik, pengamanan, hingga alur tahlil. Sikapnya yang merakyat dan responsif membuat suasana semakin menyatu antara pemimpin dan rakyat.

Dalam momentum ini, Mas Ibin kembali menegaskan peran Blitar sebagai kota ideologis, bukan hanya secara simbolik, tetapi juga substantif.

“Ziarah ini adalah bentuk konkret komitmen kami. Nilai-nilai Pancasila, Trisakti, dan semangat kerakyatan Bung Karno harus hidup dalam kebijakan dan keseharian warga Blitar,” ujarnya.

Bagi Mas Ibin, identitas Blitar tak bisa dipisahkan dari sejarah, dan tugas pemerintah adalah menjadikan sejarah itu hidup dalam bentuk kebijakan publik yang inklusif, berdaya, dan berbasis nilai-nilai luhur bangsa. (adv/ang) 

What's Your Reaction?

like

dislike

love

funny

angry

sad

wow