Batik Gajah Modoan, Motif Turun Temurun Khas Kota Marmer

02 Oct 2022 - 21:12
Batik Gajah Modoan, Motif Turun Temurun Khas Kota Marmer
Nampak ibu- ibu karyawan sedang menyanting. (Erin/Afederasi.com)

Tulungagung, (afederasi.com) – Batik merupakan salah satu warisan budaya yang terus dilestarikan. Tak terkecuali di Kabupaten Tulungagung. Seperti yang dilakukan para perajin Batik Gajah Mada Tulungagung ini. Mereka berupaya tetap menjaga kualitas batik, dengan tetap mengedepankan motif turun- temurun "gajah modoan".

Pemilik Batik Gajah Mada Tulungagung, Ike Timor mengatakan melanjutkan batik gajah mada terkenal dengan motif khasnya yakni, motif "gajah modoan". Secara turun temurun motif ini selalu dipakai dan dikembangkan dengan kreatifitasnya mengikuti perkembangan milenial.

Di dalam motif "gajah modoan" ini terdapat corak atau ragam hias flora dan fauna yang hidup di rawa- rawa Tulungagug.

"Kami mengacu pada cerita legenda Tulungagug jaman dulu, yaitu bonorowo yang berarti rawa," tuturnya.

Menurut Ike, meski batik gajah mada ini berdiri sejak lama, namun pihaknya selalu mengikuti trend pasar atau permintaan pasar agar produknya tetap diterima di masyakat.

Meski demikian, pihaknya tetap mengutamakan kualitas batik dengan standart operasional yang baik, penggunaan bahan yang bagus, pewarnaan dan pengerjaan yang sesuai takaran atau dosis.

"Dengan begitu produk yang kami hasilkan tetap berkualitas bagus. Sehingga bisa menarik pembeli datang kembali di lain waktu," ujarnya.

Batik gajah mada Tulungagung sendiri mulai didirikan pada 1978 silam. Sejak awal berdiri pabrik gajah mada telah memproduksi batik kerajinan, batik cap, dan batik tulis.

Namun seiring berkembangnya jaman, ia juga mulai memproduksi batik untuk bahan pakaian, seperti seragam kantor.

"Semakin kesini kami kembangkan juga batik modern namun tidak meninggalkan motif khas kami," jelasnya.

Ike mengaku pandemi Covid-19 cukup berdampak pada penjualan batiknya. Namun kini perlahan penjualannya sudah berangsur pulih. Terlebih saat ini pihaknya sudah memiliki 4 cabang toko, dan pembeli (buyer) yang menyebar di seluruh Indonesia.

Dengan buyer yang tersebar di seluruh Nusantara tersebut membuat produknya di kenal semakin luas.

"Penjualan saat ini berangsur stabil sejak Covid lalu, alhamdulillah kini mulai ada permintaan lagi dari luar kota," terangnya. .

Disinggung mengenai rentang harga, Ike mengatakan pihaknya mulai menjual batiknya dengan harga Rp150 ribu hingga keatas. Menurutnya dengan kualitas yang selalu terjaga, batik yang dijualnya tersebut lumayan cukup terjangkau.

"Cukup terjangkau dengan harga segitu, kami juga selalu menjaga kualitas," tandasnya. (er/dn)

What's Your Reaction?

like

dislike

love

funny

angry

sad

wow