38 Persen Air Produksi Perumda Giri Tirta Gresik Alami Kebocoran, Akibatkan Pelayanan ke Konsumen Kurang Maksimal
Gresik, (afederasi.com) - Tingkat kebocoran air produksi Perumda Giri Tirta Kabupaten Gresik masih tinggi. Sepanjang tahun 2023 lalu, perusahaan penyuplai air bersih milik Pemkab Gresik ini ternyata telah kehilangan sebanyak 21 juta meter kubik atau setara dengan 38 persen dari kapasitas air yang diproduksi.
Tingginya tingkat kebocoran tentu saja menyebabkan perusahaan plat merah penyuplai utama kebutuhan air bersih bagi masyarakat Gresik ini kurang maksimal melayani konsumen.
Hal ini terungkap dari laporan keterangan pertanggungjawab(LKPj) tahun anggaran 2023 dalam rapat Komisi II DPRD Gresik bersama jajaran Direksi Perumda Giri Tirta.
“Padahal, tingkat produksi berkisar 55 juta meter kubik. Sehingga menyebabkan banyak masyarakat yang terdampak dan kesulitan mendapatkan air bersih,” ungkap Anggota Komisi II Syahrul Munir, Minggu (28/04/2024).
Syahrul Munir menyebut air bersih menjadi kebutuhan dasar bagi masyarakat. Melihat realita yang ada, pihaknya mempertanyakan kinerja Perumda Giri Tirta terkait hilangnya begitu banyak air produksi.
Selain itu pihaknya juga menyoroti laporan yang disampaikan karena tidak menjawab pokok persoalan yang ada.
“Titik kebocorannya belum bisa teridentifikasi dengan baik. Tentu sangat aneh mengingat jumlahnya cukup banyak,” terangnya.
Syahrul berencana untuk menindaklanjuti hal tersebut dengan menggelar uji petik di beberapa lokasi. Bersumber dari keluhan masyarakat yang telah disampaikan kepada sekretariat dewan.
“Dalam catatan kami, distribusi banyak bermasalah di beberapa wilayah Kecamatan Menganti, Cerme, dan Manyar,” ujarnya.
Selain pelayanan, Perumda Giri Tirta juga belum menyampaikan kondisi keuangan dalam rapat tersebut.
“Akan menjadi catatan dalam rapat paripurna LKPj Kepala Daerah 2023. Sejumlah rekomendasi akan kami sampaikan untuk melakukan perbaikan manajemen perusahaan,” ungkap Syahrul Munir.
Menanggapi persoalan tersebut, Direktur Utama (Dirut) Perumda Giri Tirta Kurnia Suryandi mengakui tingkat kebocoran air yang dinilai masih tinggi.Dalam hal ini pihaknya juga telah melakukan sejumlah upaya guna mengatasi permasalah tersebut.
“Sebenarnya ini sudah turun dari 43 persen menjadi 38 persen,” ujar Kurnia.
Prosentase tersebut menurut Kurnia, lebih rendah dibandingkan kabupaten/kota lain di Jawa Timur. Salah satu penyebab kebocoran berasal dari proyek pembuatan box culvert Dinas Pekerjaan Umum dan Tata Ruang (DPUTR) Gresik di Kecamatan Cerme Gresik.
“Hal itu yang mengganggu pipa pelanggan dari yang semula air lancar menjadi mampet. Sehingga kami harus kirim air dengan tangki. Bahkan, minta bantuan Perumda Surya Sembada Surabaya,” terang Kurnia. (frd)
What's Your Reaction?


