WHO: Bangladesh Dilanda Wabah Demam Berdarah Terburuk

Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) telah mengeluarkan pernyataan keprihatinan atas wabah demam berdarah yang melanda Bangladesh, menyebutnya sebagai wabah yang paling parah.

07 Sep 2023 - 10:58
WHO: Bangladesh Dilanda Wabah Demam Berdarah Terburuk
Warga yang terinfeksi demam berdarah dirawat di rumah sakit Mugda Medical College di Dhaka, sementara jumlah kematian tahunan akibat penyakit ini telah melampaui rekor di Bangladesh (5/9).

Dhaka, (afederasi.com) - Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) telah mengeluarkan pernyataan keprihatinan atas wabah demam berdarah yang melanda Bangladesh, menyebutnya sebagai wabah yang paling parah. Pada Rabu, WHO mengungkapkan bahwa perubahan iklim juga telah berkontribusi pada penyebaran penyakit yang ditularkan oleh nyamuk ini.

Sejak muncul pada bulan April, Bangladesh telah mencatat lebih dari 135.000 kasus dan 650 kematian akibat demam berdarah, di negara dengan populasi terbesar kedelapan di dunia, menurut data WHO. Bulan lalu sendiri, lebih dari 300 kematian terkait demam berdarah telah dilaporkan, seperti yang diungkapkan oleh Direktur Jenderal WHO, Tedros Adhanom Ghebreyesus, dalam konferensi pers online.

Ghebreyesus menyatakan, "Wabah ini memberikan tekanan besar pada sistem kesehatan." Meskipun ada penurunan kasus di ibu kota Dhaka, namun kasus demam berdarah terus meningkat di wilayah-wilayah lain di Bangladesh, tambahnya.

Untuk mengatasi wabah ini, WHO telah mengirimkan pakar-pakar ke Bangladesh dan memberikan dukungan kepada pihak berwenang untuk memperkuat pengawasan, meningkatkan kapasitas laboratorium, serta meningkatkan komunikasi dengan masyarakat yang terdampak.

Demam berdarah adalah penyakit endemik di daerah tropis yang dapat menyebabkan gejala seperti demam tinggi, sakit kepala, mual, muntah, nyeri otot, dan dalam kasus yang paling parah, pendarahan yang dapat berujung pada kematian.

WHO telah memperingatkan bahwa penyakit seperti demam berdarah, yang ditularkan oleh nyamuk, bersama dengan penyakit lain seperti chikungunya, demam kuning, dan Zika, semakin menyebar dengan cepat dan lebih luas sebagai dampak dari perubahan iklim. Direktur WHO untuk peringatan dan tanggapan, Abdi Mahamud, dalam konferensi pers online, mengatakan bahwa wabah ini adalah indikator nyata tentang "bahaya akibat krisis iklim."

Ia menekankan bahwa sejumlah faktor, termasuk perubahan iklim dan fenomena cuaca El Nino yang hangat tahun ini, telah mendukung penyebaran wabah yang parah di berbagai wilayah, termasuk Bangladesh dan Amerika Selatan. Selain itu, beberapa negara di Afrika sub-Sahara, seperti Chad, juga baru-baru ini melaporkan wabah serupa.

Pekan lalu, Guatemala bahkan mengumumkan status darurat kesehatan nasional akibat wabah demam berdarah yang merajalela. (mg-1/mhd)

What's Your Reaction?

like

dislike

love

funny

angry

sad

wow