TMMD di Ngusikan: Jalan Terbuka, Hati Terhubung

25 Jul 2025 - 14:28
TMMD di Ngusikan: Jalan Terbuka, Hati Terhubung
Program TNI Manunggal Membangun Desa (TMMD) ke-125 resmi dilaksanakan di Desa Ngusikan, Kecamatan Ngusikan, Kabupaten Jombang, Jumat (25/07/2025). (Istimewa)

Jombang, (afederasi.com) - Di Desa Ngusikan, Kecamatan Ngusikan, geliat pembangunan tak lagi hanya milik kota. Melalui TMMD ke-125, jalan-jalan desa mulai diratakan, rumah-rumah reyot dibangun ulang, dan semangat gotong royong kembali bergema di antara suara cangkul dan deru alat berat.

Sejak Jumat (25/7/2025), Kodim 0814/Jombang melalui Koramil 0814-17/Wonosalam memulai pelaksanaan TMMD bersama satuan tugas dan masyarakat. Tidak hanya menyentuh infrastruktur, TMMD juga hadir membangun rasa percaya diri warga desa — bahwa pembangunan tidak melulu datang dari luar, tapi bisa tumbuh bersama.

Letkol Kav Dicky Prasojo, Dandim 0814/Jombang, menyebut TMMD sebagai wujud kemanunggalan nyata antara TNI dan masyarakat. “Ini bukan sekadar proyek, tapi gerakan menyelesaikan ketimpangan secara gotong royong,” katanya dalam pembukaan TMMD.

Melalui TMMD, desa Kromong mendapat rehabilitasi jalan sepanjang 1.178 meter, pembangunan ulang tiga rumah tidak layak huni, lima sumur bor, hingga renovasi musala. Di balik angka-angka itu, ada haru dari penerima manfaat seperti Bu Saroh yang rumahnya dulu bocor saat hujan. “Sekarang, saya bisa tidur tenang. Ini rezeki lewat tangan-tangan baik,” ujarnya saat ditemui di sela pelaksanaan TMMD.

Pak Sarman, petani setempat, menjadi saksi bagaimana TMMD mengubah relasi antara warga dan prajurit. “Dulu cuma lihat tentara di TV. Sekarang bisa kerja bareng. Rasanya luar biasa,” ucapnya sambil memanggul semen di proyek jalan desa, bagian dari kegiatan TMMD.

Tak hanya membangun fisik, TMMD ke-125 juga merangkul sisi kemanusiaan. Penyuluhan wawasan kebangsaan, pelatihan pemanfaatan pos kamling, hingga edukasi bela negara menjadi bagian dari agenda harian. Semua dikemas agar masyarakat tak hanya tahan secara ekonomi, tapi juga kuat secara ideologi — sebuah ruh penting dalam filosofi TMMD.

Kapten Cba Min Hudi, yang memimpin pembangunan sumur bor di Dusun Banyuasin, menyebut air sebagai simbol kehidupan yang dipersembahkan TMMD. “Petani di sini butuh air, dan TMMD menjawab kebutuhan itu tanpa banyak bicara,” katanya, menegaskan bahwa bantuan bukan sekadar proyek, tapi solusi.

Pemilihan Desa Ngusikan sebagai lokasi TMMD bukan kebetulan. Kawasan ini dinilai masih minim sarana, dan melalui TMMD, TNI bersama masyarakat mencoba menjebol batas-batas keterisolasian. Seperti yang disampaikan Sertu Wahyudi, anggota Koramil setempat, “TMMD membangun bukan cuma jalan, tapi juga jiwa agar masyarakat lebih mandiri.”

TMMD kali ini juga menggandeng Baznas untuk pembagian sembako. Bagi Ibu Yuni dan Ibu Wulan, paket itu bukan hanya bantuan logistik, tapi wujud kepedulian. “Senang rasanya. Jalannya dibagusin, terus masih dikasih sembako. TNI-nya baik-baik,” ujar mereka sambil menenteng tas berisi beras dan minyak.

Dengan semangat membangun dari desa, TMMD ke-125 di Ngusikan menjadi narasi tentang bagaimana negara hadir dalam bentuk paling konkret: gotong royong. Di tengah tantangan dan keterbatasan, TMMD membuktikan bahwa membangun Indonesia bisa dimulai dari memegang cangkul, bersama rakyat, di jalan-jalan desa. (san) 

What's Your Reaction?

like

dislike

love

funny

angry

sad

wow