Soal Merger Sekolah, Disdik Kabupaten Kediri Masih Tunggu Kajian

Kediri, (afederasi.com) - Dinas Pendidikan (Disdik) Kabupaten Kediri masih menunggu hasil kajian dari tim Universitas Negeri Malang terkait wacana merger atau penggabungan sekolah.
Pelaksana Tugas Kepala Disdik Kabupaten Kediri M. Muhsin mengatakan saat ini terdapat dua Sekolah Dasar (SD) di kabupaten minim murid, sehingga pemerintah berencana melakukan merger.
"Terkait rencana merger saat ini kami sedang menunggu laporan akhir hasil kajian dari Universitas Negeri Malang," terangnya, Senin (14/8/2023).
Belum pasti kapan laporan tersebut akan dikeluarkan. Namun pihaknya telah melaporkan kejadian tersebut kepada Bupati Kediri Hanindhito Himawan Pramana dan dalam jangka dekat ini akan diinformasikan.
"Nanti kalau sudah ada kebijakan dari Masbup terkait regrouping segera kami kabarkan," ungkapnya.
Muhsin menyebut ada beberapa alasan yang menyebabkan sekolah kekurangan murid, kemungkinan terjadi karena persaingan antara sekolah negeri dengan swasta. Berdasarkan informasi yang sudah diterima ada dua SD yang kekurangan murid yakni SDN Sukorejo Kecamatan Gurah dan SDN Ringinrejo Kecamatan Ringinrejo.
Menurutnya, alasan berkurangnya murid di SD Sukorejo ini dikarenakan masyarakat mempunyai pilihan sekolah lain yang lebih strategis dan aman. Ditambah SD tersebut hanya memiliki satu murid dan lokasinya sangat dekat dengan jalan raya.
"Untuk SD Ringinrejo di sebelah Kecamatan Ringinrejo itu tidak ada muridnya karena sedang proses merger dan tempatnya digunakan SMK," jelasnya.
Lebih lanjut Muhsin mengaku akan melaksanakan instrospeksi dan evaluasi terkait hal tersebut. Selain itu, ia menyebut bahwa fenomena itu terjadi karena kemungkinan adanya persaingan dengan sekolah swasta yang kini banyak bermunculan. Bahkan, bisa jadi masyarakat menilai jika sekolah swasta yang dipilih tersebut lebih baik.
"Bagi pemerintah, sekolah tidak dapat murid karena anak-anak tertampung di sekolah menurut masyarakat lebih baik, tidak ada masalah. Yang kita khawatirkan di desa itu tidak ada anak yang sekolah sehingga hal itu harus kita tuntaskan," bebernya.
"Itu memang hal yang wajar dan ini juga menjadi pekerjaan rumah yang wajib bagi kami untuk memperbaiki dan meningkatkan kualitas standar pendidikan, tenaga pendidik, serta sarpras," tambahnya.
Terpisah, Kepala Sekolah SDN Sukorejo, Tri Wahyuni mengungkapkan, di tahun ajaran baru ini memang sekolahnya hanya mendapatkan 1 orang siswa. Meski demikian, proses kegiatan pembelajaran guru terhadap murid masih tetap berjalan normal seperti biasanya
"Kita tetap memberikan materi pembelajaran kepada murid," ungkapnya.(sya/dn)
What's Your Reaction?






