Ratusan Celemek MBG Dijahit Warga Binaan, Lapas Tulungagung Gencarkan Pelatihan Keterampilan Konveksi

31 Jul 2025 - 22:08
Ratusan Celemek MBG Dijahit Warga Binaan, Lapas Tulungagung Gencarkan Pelatihan Keterampilan Konveksi
Warga Binaan Pemasyarakatan (WBP) Lapas Kelas IIB Tulungagung dibekali kemampuan menjahit dalam produksi ratusan celemek untuk mendukung Program Makan Bergizi Gratis (MBG) yang dicanangkan pemerintah (ist)

Tulungagung, (afederasi.com) – Lapas Kelas IIB Tulungagung terus menggencarkan program pembinaan keterampilan bagi para Warga Binaan Pemasyarakatan (WBP). Kali ini, mereka dibekali kemampuan menjahit dalam produksi ratusan celemek untuk mendukung Program Makan Bergizi Gratis (MBG) yang dicanangkan pemerintah.

Kalapas Kelas IIB Tulungagung, Ma’ruf Prasetyo, mengungkapkan bahwa pelatihan ini bukan sekadar pemberian keterampilan teknis, tetapi juga bagian dari upaya menciptakan kemandirian dan membentuk karakter positif para warga binaan.

“WBP tidak hanya belajar menjahit dan menyusun pola. Mereka juga mengasah kepercayaan diri, kedisiplinan, dan semangat untuk memperbaiki masa depan. Setiap jahitan yang mereka hasilkan bukan sekadar produk, tapi simbol harapan dan tekad untuk bangkit,” tegas Ma’ruf, Kamis (31/7/2025).

Dalam proyek produksi celemek tersebut, Lapas Tulungagung menggandeng Yayasan Gusti Maringi Mukti yang menjadi mitra dalam penyediaan atribut dapur bagi para koki Program MBG. Celemek-celemek yang dijahit para WBP nantinya akan digunakan oleh para juru masak yang bertugas menyajikan makanan bergizi gratis.

Ma’ruf menambahkan, kolaborasi ini menjadi bentuk nyata dari sinergi antara pemerintah dan lembaga sosial dalam upaya pembinaan dan pemberdayaan narapidana.

“Melalui keterampilan ini, mereka sedang merajut harapan baru. Diharapkan kelak setelah bebas, mereka mampu mandiri dan produktif di tengah masyarakat,” ujarnya.

Sementara itu, perwakilan dari Yayasan Gusti Maringi Mukti menyampaikan apresiasi tinggi atas kualitas hasil jahitan para WBP. Ia menilai, setiap celemek yang diterima bukan hanya memiliki nilai fungsi, tetapi juga menyimpan pesan perubahan.

“Setiap produk yang kami terima mencerminkan semangat belajar, kerja keras, dan keinginan untuk berubah dari para WBP. Ini adalah bentuk nyata pembinaan yang membawa dampak positif, tidak hanya bagi mereka pribadi, tapi juga bagi masyarakat luas,” ungkapnya.

Yayasan juga berharap program semacam ini bisa terus dikembangkan agar para warga binaan dapat menciptakan produk unggulan yang membanggakan dan menjadi bekal berharga saat mereka kembali menjalani kehidupan di luar jeruji.

Dengan pendekatan pembinaan berbasis keterampilan, Lapas Tulungagung menunjukkan bahwa di balik tembok penjara masih ada peluang kedua peluang untuk belajar, berubah, dan berkontribusi.(riz/dn) 

What's Your Reaction?

like

dislike

love

funny

angry

sad

wow