Puncak Acara Hari Jadi Kabupaten Kediri ke 1219 Tampilkan Kesenian Jaranan Jowo
Kediri, (afederasi.com) - Prosesi pelaksanaan acara puncak Hari Jadi Kabupaten Kediri ke-1219 digelar di Pendopo Panjalu Jayati Sabtu, (25/3/2023) pagi.
Dalam proses tahun ini, Pemerintah Kabupaten Kediri menampilkan kesenian khas tradisional Kediri yakni Jaranan Jowo.
Meski telah memasuki bulan ramadhan, tak menyurutkan para pengisi acara untuk tampil meriah. Dalam prosesi tahun ini pula seluruh tamu undangan memakai pakaian khas Kabupaten Kediri bernama Ken dan Widihan Kadiri.
Dalam acara ini, sebelum memasuki pendopo Bupati Kediri Hanindhito Himawan Pramana bersama istri, Wakil Bupati Kediri, Dewi Maria Ulfa, Ketua DPRD Kabupaten Kediri Dodi Purwanto dan pejabat Forkompimda Kabupaten Kediri sesuci air dari 7 sumber mata air berbeda yaitu Sumber Ubalan, Sumber Bedug, Makam Gus Miek, Sumber Kembangang, Sumber Drajad Surowono, Sumber Tirto Kamandanu serta yang terakhir adalah sudetan Dhawuhan Kali Harinjing.
Untuk tanun ini, dalam memperingati hari jadi , Pemerintah Kabupaten Kediri mengambil tema "Sahitya Adhikara Budhaya" yang berarti "Sinergi Membangun Kediri Berbudaya.
Bupati Kediri dalam sambutannya menyampaikan nama Kediri pertama kali diketahui pada Prasasti Harinjing tertanggal 25 Maret tahun 804 Masehi. Saat itu Bagawanta Bhari yang menerima hadiah dari sang raja kala itu Rakai Dyah Tulodong atas jasa membendung sungai harinjing. Sungai ini pula sebagai penunjuk jejak Bagawanta Bhari yang merubah irigasi menjadi sistem pengairan yang hingga sekarang dapat dirasakan manfaatnya oleh masyarakat di Kediri.
"Sehingga sampai saat ini berdampak manfaat menjadikan Kediri gemah ripah loh jinawi," kata Mas Dhito.
Menyinggung tema Sinergi Membangun Kediri yang Berbudaya, Mas Dhito menuturkan jika budaya disini dimaknai bukan hanya terkait kesenian dan sejarah. Melainkan penerapan berbudaya pada keseluruhan elemen kehidupan.
"Itu tidak hanya keseniannya, bagaimana budaya kinerja dan budaya rembuk harus kita galakkan," jelas Bupati.
Dia mengingat, saat awal menjadi Bupati Kediri pada tahun 2020 silam dimana saat memasuki Pendopo Panjalu Jayati saat itu dirasa singup atau terkesan sunyi dan sepi. Untuk itu, pada 29 Agustus 2022 lalu, Pemkab Kediri merehab dan membuat pendopo menjadi lebih terbuka.
"Terus terang boleh saya katakan singup suasananya, untuk itu kita fungsikan seluruh ruangan pendopo ini dan sampai hari ini menjadikan tempat untuk budaya rembug kepada masyarakat, mulai dari orang mau buat festival kelinci, orang minta tukang jahit, sampai orang mau bunuh kepala desa juga ada rembug disini," paparnya.
Terakhir, dalam sambutannya, Mas Dhito mengajak seluruh masyarakat Kabupaten Kediri dan seluruh organisasi perangkat daerah (OPD) untuk melambungkan doa terbaik di hari Jadi Kabupaten Kediri ke-1219.
"Saya harap semua yang hadir disini, rejeki halal, bahagia dunia akhirat," tutupnya. (adv/kominfo/sya/dn)
What's Your Reaction?


