Politisi PDIP Panda Nababan Ingatkan Etika dan Moral dalam Isu Gibran sebagai Cawapres Prabowo
Politisi senior PDIP, Panda Nababan, menyoroti isu tentang Gibran Rakabuming Raka yang menjadi bakal cawapres Prabowo Subianto.
Jakarta, (afederasi.com) - Politisi senior PDIP, Panda Nababan, menyoroti isu tentang Gibran Rakabuming Raka yang menjadi bakal cawapres Prabowo Subianto. Dalam pembicaraannya, Panda menegaskan pentingnya etika dan moral dalam konteks ini. Ia mengkhawatirkan bahwa jika Gibran mengambil langkah tersebut, akan muncul sentimen negatif yang dapat menyasar keluarga Presiden Joko Widodo, atau Jokowi.
Panda merasa perlu mengingatkan tentang dukungan PDIP kepada Gibran ketika ia maju dalam Pilkada Solo 2020. Partai tersebut memberikan segala fasilitas yang diperlukan oleh Gibran untuk meraih posisi sebagai kepala daerah Solo.
Panda juga mencoba membayangkan konsekuensi jika Gibran memilih berkhianat demi Prabowo. Menurutnya, masyarakat mungkin akan memberikan hujatan kepada Gibran. Ia menjelaskan bahwa partai yang telah memberikan dukungan dan fasilitas kepada Gibran akan terlihat sebagai "partai yang membesarkan" dia. Panda khawatir bahwa masyarakat akan menilai bahwa keluarga Jokowi hanya haus akan kekuasaan.
Panda, dengan sedih, mengakui bahwa jika Gibran memutuskan untuk keluar dari PDIP demi mencari kursi cawapres, satu-satunya yang bisa ia lakukan adalah berdoa. Ia berharap agar Gibran tidak mengambil langkah tersebut, namun jika itu terjadi, ia akan memohon maaf kepada Tuhan atas tindakan yang diambil oleh Gibran, yang menurutnya mungkin tidak menyadari konsekuensi dari langkah tersebut.
Gibran sendiri telah beberapa kali merespons tentang kemungkinan menjadi cawapres Prabowo. Menurutnya, ia tidak dapat menjadi cawapres karena usianya tidak memenuhi syarat minimal yang ditentukan dalam UU Pemilu. Pasal 169 huruf q UU Pemilu menyatakan bahwa persyaratan untuk menjadi calon wakil presiden adalah usia minimal 40 tahun. Gibran, putra sulung Presiden Jokowi, saat ini berusia 36 tahun.
Dalam sebuah wawancara dengan wartawan di Balai Kota Solo, Gibran dengan tegas menyatakan, "Umur saya tidak cukup. Kan tidak cukup," seperti yang dilansir dari Suara.com media partner afederasi.com. Sehingga, ia mengklarifikasi bahwa faktor usia menjadi penghalang utama dalam perjalanan politiknya. (mg-3/mhd)
What's Your Reaction?


