Politik Dinasti: Kontroversi Gibran Rakabuming Raka sebagai Cawapres Prabowo dan Pandangan Alam Ganjar

Isu politik dinasti semakin memanas di tengah pesta demokrasi Indonesia menjelang Pemilu 2024.

27 Oct 2023 - 10:01
Politik Dinasti: Kontroversi Gibran Rakabuming Raka sebagai Cawapres Prabowo dan Pandangan Alam Ganjar
Alam Ganjar dan Kaesang Pangarep. (Instagram/@alamganjar)

Jakarta, (afederasi.com) - Isu politik dinasti semakin memanas di tengah pesta demokrasi Indonesia menjelang Pemilu 2024. Langkah kontroversial Gibran Rakabuming Raka yang telah ditunjuk sebagai calon wakil presiden (cawapres) Prabowo Subianto telah menjadi sorotan tajam dalam dunia politik tanah air. Terlebih lagi, pengambilan keputusan ini dianggap 'dimuluskan' oleh putusan Mahkamah Konstitusi (MK) yang memicu beragam pandangan.

Politik dinasti, meskipun kontroversial, mendapat dukungan dan perhatian dari Muhammad Zinedine Alam Ganjar, putra calon presiden dari Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP), Ganjar Pranowo. Dalam sebuah siaran di kanal YouTube Grace Tahir, Alam Ganjar menyatakan pandangannya bahwa politik dinasti, jika dilakukan dengan benar, sebenarnya bukan masalah.

"Politik dinasti, if done right, it's actually no problem (jika dilakukan dengan benar, sama sekali bukan masalah)," ujar Alam Ganjar, memberikan perspektif yang berbeda dalam polemik politik dinasti yang tengah berkembang, seperti yang dilansir dari Suara.com media partner afederasi.com.

Dalam percakapannya, Alam Ganjar mencoba memberikan contoh dari Amerika Serikat, di mana keluarga Kennedy dan Bush telah lama berperan dalam dunia politik. Namun, menurutnya, publik Amerika Serikat tidak pernah secara khusus menyoroti keduanya sebagai produk politik dinasti. Mereka lebih dikenal atas prestasi dan peran mereka dalam sejarah politik Amerika Serikat, seperti peristiwa 9/11 yang melibatkan keluarga Bush.

"Kita kayaknya nggak pernah mempermasalahkan Kennedy atau Bush karena dia politik dinasti, paling dari kasus-kasusnya mereka aja, Bush like 9/11 or something gitu," ungkap Alam Ganjar.

Walau mendukung konsep politik dinasti, Alam Ganjar juga menekankan pentingnya memastikan bahwa politik dinasti tidak menghasilkan output yang buruk. Menurutnya, yang menjadi masalah adalah jika individu yang seharusnya tidak memiliki posisi dalam pemerintahan malah mendapat posisi yang tidak sesuai.

"Yang dipermasalahkan adalah apabila politik dinasti itu menghasilkan output yang buruk, orang yang tidak sesuai dengan porsinya menjadi sesuatu yang memiliki status di situ. Dan apabila terdapat proses-proses yang dikhianati itu yang salah dari politik dinasti," tegasnya.

Alam Ganjar menekankan bahwa politik dinasti merupakan hak berpolitik, dan akhirnya, dampaknya tergantung pada individu yang terlibat dalam politik dinasti. Baginya, apakah politik dinasti membawa dampak positif atau negatif tergantung pada tindakan dan integritas orang yang terlibat.

"Politik dinasti semua orang itu punya hak berpolitik, kalau misalkan saya udah dicap atau sudah diblok oleh orang-orang, kamu tuh anaknya Ganjar kalau kamu masuk politik kamu politik dinasti," ujar Alam Ganjar.

Meski berbicara panjang lebar tentang politik dinasti, Alam Ganjar mengaku bahwa ia saat ini belum tertarik untuk terlibar ke dalam dunia politik. Saat ini, fokusnya lebih kepada mencari pengalaman dan memantapkan dirinya di dunia kerja.

"Saya masih memiliki perjalanan yang sangat jauh ke depannya, di mana saya bisa memantapkan diri saya," katanya.

Namun, dia tidak menutup kemungkinan bahwa suatu hari nanti, ia akan memasuki dunia politik. Untuk saat ini, ia berusaha mencari stabilitas finansial dan kebahagiaan pribadi.

"Sekarang saya mau cari uang dulu, mau cari kebahagiaan diri sendiri dulu karena politik bukanlah tempat saya untuk berkarir tapi tempat saya untuk mengabdi," jelasnya. (mg-3/jae)

What's Your Reaction?

like

dislike

love

funny

angry

sad

wow