Pikat Pelanggan Melalui Instastory, Olahan Keripik Pisang Ala PKK Desa Puncu Kediri Tak Pernah Sepi
Cara pelaku usaha olahan keripik pisang untuk menggaet pelanggan agar terus kembali membeli produk yang dijual.

Kediri, (afederasi.com) - Berbagai cara dilakukan para pelaku usaha untuk menggaet pelanggan agar terus kembali membeli produk yang dijual.
Seperti yang dilakukan oleh anggota PKK Desa Puncu Kecamatan Kandangan Kabupaten Kediri bernama Misinah.
Yakni memanfaatkan aplikasi WhatsApp dan Instagram, perempuan 43 tahun itu rajin memasarkan produk olahan keripik pisang melalui instastory.
Cara promosi ini telah dilakukan Misinah saat pandemi pada 2020 lalu.
Dengan promosi melalui media sosial, menurutnya adalah terobosan baru dikala pembatasan sosial diterapkan pemerintah.
Lebih lagi ia yakin bisa mendekatkan orang jauh tak terkecuali para pelanggan.
"Karena saat pandemi semua dibatasi dan beralih ke media sosial. Iseng saja saya buat story dan Alhamdulillah ada juga pesanan dan tak pernah sepi," katanya, Jumat (23/6/2023).
Anggota PKK asal Dusun Sukomoro ini telah berkecimpung dalam bidang usaha keripik pisang pada tahun 2014 silam.
Namun baru pada tahun 2017 ia secara resmi mulai menekuni usaha keripik pisang dengan membuat merk SRM, membuat kemasan hingga ijin usaha.
Sekarang, produk keripik pisang SRM Misinah telah banyak dijumpai di pusat oleh-oleh di seluruh Kabupaten Kediri.
Agar tak tertinggal dengan kompetitor lain, selain promosi lewat media sosial, Misinah juga memanfaatkan layanan pembayaran digital seperti QRIS maupun layanan via aplikasi BRImo.
Hal itu ia lakukan ketika banyak pesanan masuk di luar kota yang sering ia terima dan sering lupa untuk mencatat bagaimana uang masuk dan keluar.
BRI dipilih Misinah, karena wilayah Dusun Sukomoro Puncu terletak langsung di lereng Gunung Kelud sekitar 20 km dari pusat Kota Pare dan mayoritas nasabah BRI. Sedangkan bank lain masih belum menjangkau di wilayah Misinah.
"Semua uang masuk selalu saya catat juga agar tidak lupa. Kalau pisangnya siap, saya baru mau terima pesanan, takut menunggu lama. Namun sekarang setiap selalu produksi juga," paparnya.
Adapun jenis pisang yang Misinah olah untuk menjadi keripik pisang diantaranya adalah pisang kepok irian, bawen, dan pisang raja nangka.
Ketiganya dipilih karena mempunyai tekstur dan cita rasa yang khas. Kepok dengan rasa manis dan gurih, bawen dengan gurih dan tekstur renyah, serta raja nangka dengan rasa gurih sedikit asam.
"Semua ada peminatnya sendiri-sendiri tapi paling banyak dipesan adalah jenis pisang bawen karena empuk dan renyah," terangnya.
Model keripik pisang Misinah juga berbentuk pendek bulat. Bentuk ini menurutnya bisa awet tidak gampang parah dan mudah dikemas dibandingkan bentuk model irian panjang.
Dalam satu harinya, Misinah bersama 4 pegawai, bisa menghasilkan 15 kg keripik pisang goreng. Untuk rasa ada original dan manis.
"Kemasan 200 gr dari harga Rp 14 ribu dan kelipatannya. Alhamdulillah dalam satu bulan kami dapat rata Rp 4-6 juta dari usaha ini. Itu belum menjelang puasa maupun tahun baru, bisa lebih," ungkapnya. (sya/dn)
What's Your Reaction?






