Oktober Puncak Panen Raya Jagung, Harga Merangkak Naik
Jombang, (afederasi.com) – Kabar baik datang dari para petani jagung di Dusun/Desa Watudakon, Kecamatan Kesamben, Kabupaten Jombang, Jawa Timur.
Meskipun di tengah cuaca ekstrem, musim panen jagung tahun ini membawa angin segar dengan lonjakan harga yang signifikan dibandingkan tahun sebelumnya.
Harga jagung pipilan basah kini mencapai Rp 5.000 per kilogram, naik tajam dari harga tahun lalu yang hanya sekitar Rp 3.200/kg. Kenaikan ini disambut gembira oleh para petani yang selama ini mengandalkan hasil panen sebagai sumber utama penghasilan.
“Ini sudah bagus kalau Rp 5.000 per kilogram. Tahun lalu hanya sekitar Rp 3.200. Sekarang petani bisa untung,” ujar Sugito, salah satu petani jagung setempat, saat ditemui pada Kamis (2/10/2025).
Sugito mengungkapkan bahwa dari dua hektare lahan yang ia kelola, ia berhasil memanen sekitar 18 ton jagung pipilan basah. Seluruh hasil panennya langsung dijual kepada tengkulak (bakol) yang datang langsung ke sawah. "Dijual ke bakol, langsung diambil ke sawah karena sudah diproses di sana," tambahnya.
Sementara itu, Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Jombang, M. Rony, menjelaskan bahwa panen jagung di wilayahnya belum mencapai puncaknya. “Saat ini panen baru mencakup sekitar 5.450 hektare. Puncaknya diperkirakan terjadi pada minggu kedua Oktober 2025,” jelasnya.
Rony juga menyoroti bahwa harga jagung sangat dipengaruhi oleh kadar air. Jagung pipilan kering dengan kadar air 14 persen bisa dibeli Bulog hingga Rp 6.500 per kilogram. Sedangkan jagung pipilan basah dengan kadar air 28–30 persen, seperti yang banyak dipanen saat ini, dihargai sekitar Rp 5.000/kg.
“Saya pikir ini relatif sudah bagus. Mudah-mudahan Bulog tetap komitmen untuk menyerap hasil panen petani,” katanya.
Dengan tren harga yang menguntungkan ini, Dinas Pertanian berharap petani bisa terus meningkatkan kualitas hasil panen agar harga jual jagung semakin kompetitif. "Untuk jagung ini, pedomannya ada di kadar air. Semakin rendah kadar airnya, semakin tinggi pula harganya," pungkas Rony.
Kenaikan harga jagung di Jombang tahun ini memberikan semangat baru bagi petani untuk terus berproduksi di tengah tantangan cuaca dan iklim yang tidak menentu.
Jika tren ini berlanjut, sektor pertanian jagung di daerah ini berpotensi memberikan kontribusi signifikan terhadap perekonomian lokal. (san)
What's Your Reaction?


