MWCNU Tempurejo Kobarkan Semangat Santri Lewat Apel dan Kirab Budaya

25 Oct 2025 - 22:42
MWCNU Tempurejo Kobarkan Semangat Santri Lewat Apel dan Kirab Budaya
Antusiasme guru dan murid MIMA 56 Salafiyah syafi'iyah Tempurejo mengikuti apel hari santri tahun 2025 (Agung/afederasi.com)

Jember, (afederasi.com) – MWCNU Tempurejo kembali menunjukkan kiprah keagamaannya dalam memperingati Hari Santri 2025 dengan menggelar Apel dan Kirab Budaya di Kecamatan Tempurejo, Kabupaten Jember, Sabtu (25/10/2025). Melalui kegiatan ini, MWCNU Tempurejo berupaya meneguhkan semangat santri sebagai penjaga moral dan peradaban bangsa.

Dalam upacara tersebut, Camat Tempurejo, Muhammad Najmul Huda, bertindak sebagai pembina apel dan membacakan amanat Hari Santri 2025. Ia menyampaikan bahwa MWCNU Tempurejo memiliki peran penting dalam menjaga nilai-nilai perjuangan para ulama dan santri sejak zaman kemerdekaan, sebagaimana semangat Resolusi Jihad KH. Hasyim Asy’ari yang menjadi tonggak sejarah lahirnya Hari Santri.

Peringatan yang digelar MWCNU Tempurejo ini juga diwarnai rasa duka mendalam atas wafatnya puluhan santri dalam musibah di Pesantren Al-Khoziny, Sidoarjo. Dalam suasana khidmat, peserta apel turut mengirim doa agar para korban mendapat tempat terbaik di sisi Allah SWT.

Selain itu, MWCNU Tempurejo menegaskan bahwa Hari Santri bukan sekadar seremoni tahunan, melainkan momentum kebangkitan santri Indonesia. Dalam amanatnya, Najmul Huda mengingatkan bahwa santri saat ini tidak hanya dituntut menguasai ilmu agama, tetapi juga teknologi dan bahasa dunia agar mampu berperan aktif di tingkat global.

Tema “Mengawal Indonesia Merdeka Menuju Peradaban Dunia” yang diusung MWCNU Tempurejo menjadi refleksi nyata peran pesantren dan santri dalam membangun bangsa. Melalui kegiatan ini, mereka ingin menunjukkan bahwa nilai-nilai pesantren dapat hidup berdampingan dengan kemajuan zaman tanpa kehilangan akar tradisi.

Dalam kesempatan tersebut, MWCNU Tempurejo juga mengapresiasi perhatian pemerintah terhadap pesantren melalui Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2019 dan Peraturan Presiden Nomor 82 Tahun 2021 tentang Dana Abadi Pesantren. Dukungan kebijakan ini dianggap memperkuat eksistensi pesantren sebagai pusat pendidikan moral dan spiritual bangsa.

Kirab Budaya yang digelar MWCNU Tempurejo menampilkan kekayaan tradisi Islam Nusantara. Santri berjalan beriringan membawa panji Nahdlatul Ulama dan simbol perjuangan, menggambarkan harmoni antara keislaman, kebangsaan, dan budaya lokal.

Pada akhir acara, MWCNU Tempurejo menyerukan agar para santri terus menanamkan semangat belajar dan menjaga akhlak sebagai bekal membangun Indonesia yang beradab. “Barangsiapa yang menanam ilmu, maka ia menanam masa depan,” demikian pesan yang menggema di seluruh lapangan apel.

Dengan semangat Hari Santri, MWCNU Tempurejo berharap para santri terus menjadi garda terdepan dalam mengawal kemerdekaan dan membawa Indonesia menuju peradaban dunia yang damai dan berkeadaban. (gung)

What's Your Reaction?

like

dislike

love

funny

angry

sad

wow