Munib Al Masri: Perjuangan untuk Kemerdekaan Palestina dalam Tegangnya Konflik di Jalur Gaza

Jalur Gaza, wilayah yang terletak di Palestina, kembali memasuki periode tegang dengan munculnya pertempuran antara kelompok militan Hamas dengan Israel.

10 Oct 2023 - 08:42
Munib Al Masri: Perjuangan untuk Kemerdekaan Palestina dalam Tegangnya Konflik di Jalur Gaza
Munib Al Masri orang terkaya di Palestina. (via The Guardian)

Jakarta, (afederasi.com) - Jalur Gaza, wilayah yang terletak di Palestina, kembali memasuki periode tegang dengan munculnya pertempuran antara kelompok militan Hamas dengan Israel. Konflik berdarah ini telah mengakibatkan korban jiwa dari kedua belah pihak, memperdalam konflik yang telah berlangsung selama 70 tahun.

Salah satu tokoh yang patut diperhatikan dalam sejarah panjang konflik di Palestina adalah Munib Al Masri, yang juga dikenal sebagai Adipati Nablus. Munib Al Masri, orang terkaya di Palestina, memiliki peran penting dalam sejarah perjuangan kebebasan rakyat Palestina.

Dalam usia yang sudah mencapai 89 tahun, Munib Al Masri masih tetap mempertahankan harapannya untuk melihat Palestina merdeka, meskipun menyadari bahwa jalan menuju kemerdekaan tidak semudah yang diharapkan.

Munib Al Masri, lahir di Nablus, Palestina pada tahun 1934, merupakan sosok yang memiliki pengaruh besar dalam perjuangan rakyat Palestina. Ia tumbuh dewasa di tengah konflik di Palestina, menjadi saksi kejamnya pertempuran pasca-proklamasi Israel pada 14 Mei 1948.

Setelah mengalami pengalaman pahit di masa muda, Munib Al Masri memutuskan untuk pergi dari tanah kelahirannya dan melanjutkan pendidikan tinggi di Amerika Serikat pada tahun 1950-an. Ia aktif secara politik dan bergabung dengan kelompok pro-Palestina di kampus, yang sering berselisih dengan organisasi pro-Israel.

Setelah memperoleh pendidikan di Amerika Serikat, Munib Al Masri kembali ke Timur Tengah dan mendirikan perusahaan pengeboran mineral dan air bernama Engineering & Development Group (Edgo) di Amman, Yordania pada tahun 1956. Melalui perusahaannya, ia berhasil menemukan sumber air di wilayah Timur Tengah yang kering kerontang.

Kekayaan yang dihasilkan dari kesuksesannya tidak membuat Munib Al Masri melupakan asal-usulnya. Ia tetap terlibat dalam politik dan berjuang untuk kemerdekaan Palestina. Salah satu tonggak penting adalah saat ia bertemu dengan salah satu pendiri Fatah, Yasser Arafat, pada tahun 1963 selama perjalanan bisnisnya ke Aljazair.

Selanjutnya, Munib Al Masri dan beberapa eksatriat Palestina mendirikan Palestine Development and Investment (PADICO) pada tahun 1993. PADICO bertujuan untuk membangun dan menghadirkan investasi di Palestina, dengan tujuan meningkatkan perekonomian nasional di Tepi Barat dan Jalur Gaza. Munib Al Masri yakin bahwa melalui pembangunan ekonomi, pendidikan, dan pembangunan infrastruktur, masyarakat Palestina dapat mencapai kemerdekaan yang mereka impikan.(mg-2/mhd)

What's Your Reaction?

like

dislike

love

funny

angry

sad

wow