Mudahkan Karyawan Pabrik, Desa Mojoayu Kediri Pakai Brizzi untuk Layanan Parkir Non Tunai
Badan Usaha Milik Desa (Bumdes) Mojoayu Kecamatan Plemahan Kediri melakukan inovasi dengan pembayaran parkir secara non tunai atau tanpa uang cash
Kediri, (afederasi.com) - Badan Usaha Milik Desa (Bumdes) Mojoayu Kecamatan Plemahan Kediri melakukan inovasi dengan pembayaran parkir secara non tunai atau tanpa uang cash.
Layanan Brizzi dari Bank BRI dipilih sebagai solusi untuk pelayanan jasa parkir kepada para karyawan pabrik di wilayah Desa Mojoayu.
Inovasi ini dipilih usai pandemi covid 19 yang melanda dunia. Dimana jaga jarak dan tak saling bersentuhan sebagai salah satu protokol kesehatan yang harus dilakukan oleh setiap warga di Indonesia tak terkecuali di Desa Mojoayu.
"Selain meminimalisir bersentuhan tangan, dengan pembayaran melalui Brizzi ini, para karyawan tidak lagi harus menunggu kembalian uang atau mengeluarkan uang pecahan," terang Putri Dewi Lestari, salah satu anggota Bumdes Mojoayu saat dikonfirmasi, Selasa (20/6/2023).
Penerapan pembayaran parkir secara non tunai ini dimulai sejak tahun 2021 lalu. Saat itu Putri mengaku masih dalam masa pandemi, sehingga pabrik jelly yang berada di desanya melakukan kebijakan masuk secara shift atau bergantian dengan melakukan protokol kesehatan yang ketat.
Akhirnya, pihak Bumdes, pabrik dan Bank BRI melakukan kerjasama dengan solusi pembayaran non tunai melalui Brizzi seperti di pembayar non tunai di tol.
Selain penerapan dari protokol kesehatan, program ini dipilih karena lebih efisien bagi para karyawan. Selama dua tahun ini, setidaknya telah ada 300 karyawan yang memakai jasa pembayaran non tunai untuk jasa parkir tersebut.
"Satu kendaraan Rp 2000 dibayarkan saat pulang atau pergi karyawan. Responnya mereka rata-rata lebih gampang, misal kalau pakai tunai biasa ada kembalinya, tapi pas pakai kartu Brizzi ini lebih efektif, transfer dan tarik tunai bisa di sinu di Kantor Bumdes karena kita juga sebagai agen BRIlink," papar Putri.
Meski begitu, diakui Putri masih ada beberapa karyawan yang belum berpindah menggunakan jasa pembayaran parkir non tunai tersebut.
Alasannya, karena karyawan baru, ada yang usia tua sehingga belum mau beralih ke sistem digital.
"Ada sedikit, mereka bayar pakai tunai, kemudian saya bayarkan dengan Brizzi," jelasnya.
Dari keuntungan jasa parkir tersebut, Bumdes Mojoayu memutar kembali uang untuk menambah layanan usaha dan melakukan renovasi bangunan di sekitar parkir agar lebih nyaman.
"Keuntungan di sini lumayan, bisa mendapatkan penghasilan lebih kepada bumdes," tuturnya.
Sementara itu, Kepala Desa Mojoayu, Yosi Mardiana mengatakan selain unit usaha parkir, pihaknya juga mempunyai unit usaha lain seperti penyewaan lapak pedagang termasuk produk umkm serta agen BRIlink.
Ia tak menampik jika transformasi melalui sistem digital perlu dilakukan oleh setiap pelaku usaha, sebagai salah satu bentuk inovasi dalam usaha.
Apalagi di desanya hanya mempunyai satu dusun dengan jumlah warga sekitar 3000 jiwa. Potensi tersebut perlu dilakukan agar tak tertinggal dengan yang lain.
"Alhamdulillah untuk kedepannya insyaallah kami juga ada sektor pariwisata seperti kolam dan wahana bermain anak. Nantinya akan kita sinkronkan dengan sistem digital termasuk pembayaran melalui QRIS juga," ungkapnya.(sya/dn)
What's Your Reaction?


